Nasional

Hadapi Revolusi Industri 4.0, Jokowi Ingin Menteri Berinovasi

RIAULINK.com - Menghadapi revolusi Industri 4.0 Joko Widodo mengumpulkan sederet menteri di Istana Presiden, Jakarta, Senin (26/11). Pertemuan internal itu membahas upaya pemerintah dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Terkait hal tersebut, Jokowi menginginkan para menteri untuk melakukan banyak inovasi. 

Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi, Mohamad Nasir mengatakan bahwa Jokowi meminta para menteri untuk melakukan perubahan yang terintegrasi dan masif. "Jadi, mulai dari bawah hingga ke atas. Jadi, semakin Indonesia 4.0," ujar Nasir menyampaikan apa yang diinstruksikan Jokowi.

Benang merahnya adalah penyesuaian dengan sektor teknologi informasi. Dalam sektor pendidikan, Nasir mencontohkan tentang tak pengembangan program studi. 

Menurut Nasir, prodi akan ditentukan oleh pasar. Hal itu, lanjutnya, akan membuat pilihan-pilihan program studi semakin berkembang mengikuti zaman, seperti prodi kecerdasan buatan yang telah hadir di Institut Teknologi Bandung.

Selain itu, lanjut Nasir, pemerintah juga bakal mengapresiasi perguruan tinggi yang berinovasi dalam kehadiran prodi-prodi anyar. Salah satunya dalam bentuk kerja sama langsung dengan industri.

"Insentif yang kami berikan adalah mereka bisa bekerja sama dengan industri (tenaga pengajar). Dulu, kan, dosen harus S2, sekarang tidak harus S2, tapi dia expert dalam bidangnya," jelas Nasir.

Dalam pembahasan ini, Jokowi juga melibatkan mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu. Dia mengatakan bahwa Jokowi menginginkan revolusi mental tal hanya terjadi dalam birokrasi, sehingga peningkatan kualitas SDM bisa menyeluruh.

"Revolusi industri 4.0 yang terjadi memang seperti membuat takut, memberi tantangan. Tapi, sebenarnya membuka kesempatan untuk Indonesia bisa 'loncat'. Sehingga SDM harus siap," ujar Mari Elka.

Selain Nasir dan Mari Elka, pertemuan itu juga dihadiri sederet menteri lainnya seperti Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi, serta Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto