Opini

Dosen IPB: Minyak Kayu Putih Berpotensi Mencegah Covid-19

Proses penyulingan minyak kayu putih. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

INHIL, RIAULINK.COM - Hingga saat ini, peneliti di penjuru dunia termasuk Indonesia masih belum menemukan vaksin maupun obat untuk virus corona. Mereka masih terus mengembangkan vaksin COVID-19.

Dosen IPB dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Prof Dr Hanny Wijaya, mengatakan minyak kayu putih berpotensi mencegah virus corona.

Hal itu sebutkan dalam laporan Sharma dan Kaur berjudul 'Eucalyptol (1,8-cineole) from Eucalyptus Essential Oil a Potensial Inhibitor of COVID-19 Corona Virus Infection by Molecular Docking Studies' yang menunjukkan senyawa 1,8 sineol berpotensi menjadi senyawa yang dapat menghambat infeksi COVID-19.

"Hasil penelitian ini menguatkan potensi minyak atsiri kayu putih sebagai pencegah virus COVID-19, walau studi ini masih perlu dilanjutkan dengan pembuktian empiris," kata Prof Dr Hanny Wijaya dalam keterangannya, Rabu (15/5).

Senyawa 1,8 sineol atau yang dikenal dengan nama cajuputol adalah senyawa monoterpen yang sering dilaporkan memilki kemampuan anti-inflamasi dan kemampuan antioksidan yang terbukti dapat berperan sebagai co-medication pada penyakit inflamasi saluran pernafasan seperti asma dan Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).

Minyak kayu putih yang merupakan minyak atsiri asli Indonesia memiliki kandungan senyawa 1,8 sineol yang cukup tinggi mencapai 47.61 persen. Dewan atsiri Indonesia juga mengatakan minyak kayu putih dan minyak ekaliptus didefinisikan serupa mengandung 1,8 sineol.

Senyawa ini juga dilaporkan dapat mencegah infeksi virus influenza yang dapat menyebabkan pneumonia serta mampu menambah kemampuan proteksi terhadap infeksi virus influenza pada mencit melalui pelemahan respons inflamasi paru-paru.

"Penelitian terhadap minyak ekaliptus, yang komposisi senyawa terkandungnya mirip dengan minyak kayu putih, seperti yang dilaporkan baru-baru ini oleh Balitbang Pertanian memiliki kemampuan untuk membunuh 80-100 persen virus corona model," ucap Hanny.

Selain itu, minyak kayu putih secara tradisional dapat dikonsumsi dalam bentuk infused water untuk pengobatan, seperti mengobati sakit perut, cacingan, batuk dan masuk angin (inflamasi). Minyak kayu putih yang aman dikonsumsi adalah minyak kayu putih murni dan dalam kadar yang rendah.

"Belum banyak produk pengolahan minyak kayu putih untuk dikonsumsi di dunia maupun di Indonesia, salah satu produk pengolahan minyak kayu putih sebagai produk pangan ialah permen minyak kayu putih," ujar Hanny.

Hanny menambahkan, Cajuputs Candy (CC) merupakan salah satu produk pangan yang mengandung zat dari minyak kayu putih. Produk itu dikembangkan berbasis penelitian sejak 1997 hingga saat ini di IPB.

Penelitian produk konfeksioneri berbasis bahan herbal berupa minyak atsiri minyak kayu putih asli Indonesia ini diawali dengan optimasi formulasi flavor dan perkiraan umur simpan permen yang dilanjutkan dengan optimasi suhu pemrosesan.

CC kemudian hadir sebagai permen keras fungsional (lozenges hard candy) komersial dengan sensasi menyegarkan pernafasan, melegakan tenggorokan dan menghangatkan sejak 2010.

"Hasil penelitian lanjutan menunjukkan bahwa permen ini juga mempunyai potensi untuk menjaga homeostasis mikroflora mulut. Selain itu, potensinya sebagai penyegar bau mulut (pencegah halitosis) juga telah dibuktikan," jelas Hanny.

Hanny menegaskan, permen kayu putih CC yang kaya akan 1,8 sineol diharapkan dapat menjadi alternatif minyak kayu putih yang menyenangkan selain memberikan kontribusi positif bagi pencegahan virus corona.

"Selain murah, cepat, dan mudah untuk diproduksi massal, kandungan gula permen juga diharapkan dapat memberikan asupan energi cepat bagi metabolisme tubuh di saat darurat atau sibuk sehingga belum sempat memberikan asupan tubuh dengan pola konsumsi yang normal," tutupnya.