Opini

Tantangan Akuntan dalam Pemulihan Keuangan Perusahaan Pasca Pandemi Covid-19

Ilistrasi.net

Pandemi virus corona terjadi untuk pertama kalinya, dan WHO pada 31 Desember 2019 menerima laporan dari China bahwa virus yang tidak dikenal telah merebak di kota pelabuhan Wuhan. Wabah ini menyebar ke berbagai negara dengan sangat cepat dalam waktu dua minggu dan kemudian berubah menjadi pandemi global. Di era pandemi COVID-19, banyak elemen bisnis yang mengalami penurunan. Banyak negara di dunia yang mengalami resesi, seperti Korea Selatan dan Singapura. Di Indonesia sendiri, kekuatan ekonomi ditanggung oleh konsumsi domestik (kebutuhan rumah tangga). Pandemi virus corona merebak di Indonesia pada Februari-Maret ketika banyak perusahaan di Indonesia akan mempublikasikan laporan keuangan 2019 (yang telah diaudit). Tahun 2020 juga merupakan tahun pertama diterapkannya tiga standar akuntansi yaitu PSAK 71 instrumen keuangan, PSAK 72 pendapatan dari kontrak dengan pelanggan dan PSAK 73 sewa.

Pandemi COVID-19 yang telah merenggut lebih dari 235 ribu nyawa di dunia ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan manusia, tetapi juga mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi. Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam skenario terburuk bahkan dapat mencapai minus 0,4%. Berbagai upaya pencegahan penularan virus corona, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan kebijakan work from home (WFH) juga mengakibatkan perekonomian Indonesia melambat secara signifikan yang membuat para pengusaha harus membuat penyesuaian agar bisnisnya tetap berjalan.

Para akuntan tetap bekerja meski terus berusaha sebaik mungkin di masa pandemi untuk menjaga bisnis atau institusi yang mereka kuasai agar kelangsungan bisnis tetap terjaga. Alhasil, secara tidak langsung mereka dapat membantu menjaga perekonomian negara. tugas mereka untuk menjaga agar perusahaan tetap bertahan dan tidak turun secara finansial, sekaligus melindungi kesejahteraan karyawan dan lingkungan mereka yang bergantung pada bisnis untuk kelangsungan hidup mereka.

Banyak perusahaan mengkhawatirkan laporan keuangannya menurun. Covid 19 berdampak signifikan terhadap laporan keungan di perusahaan. Berikut dampak covid dalam laporan keuangan yang terjadi dalam perusahaan :

1. Pendapatan perusahaan yang akan menurun akibat daya beli masyarakat yang melemah dan kemungkinan inflasi.

2. Pengukuran persediaan. Pandemi virus corona ini sangat mempengaruhi rantai pasokan (supply chain) perusahaan terutama yang mendapatkan bahan baku dari China. Harga bahan baku melambung tinggi karena kelangkaan barang yang dapat meningkatkan harga pokok penjualan.

3. Pengukuran Imbalan Kerja. Beberapa perusahaan mungkin memutuskan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja untuk menyeimbangkan aktivitas yang menurun. Pengukuran liabilitas imbalan kerja pada PSAK 24 perlu memperhitungkan dampak pandemi corona ini.

4. Dampak perubahan kurs pada laporan keuangan. Kurs rupiah yang melemah terhadap dolar selama pandemi corona ini dapat mempengaruhi laporan keuangan apabila perusahaan memiliki terpapar risiko kurs terutama bila perusahaan memiliki utang/piutang dalam mata uang dollar dan tidak melakukan lindung nilai.

5. Pengukuran cadangan perusahaan. Perusahaan memilki cadangan-cadangan yang biasanya menggunakan asumsi bisnis normal.

6. Laba perusahaan mungkin akan menurun pada tahun 2020 akibat pandemi corona. CAS Unpad menghimbau para pemangku kepentingan terutama pemilik modal untuk mempertimbangkan target kinerja selain Laba perusahaan untuk menghitung bonus tahunan manajemen.

Peranan Akuntan dalam menstabilkan laporan keuangan di masa pandemi :

- Akuntan harus menerapkan kebijakan baru dan membantu perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya.

- Akuntan harus membantu perusahaan untuk mengambil keputusan dalam merencanakan bisnisnya dengan cara membuat anggaran dan forecast atas arus kas perusahaan setahun ke depan jika dilihat dari tren penjualan di tengah pandemi COVID-19. Perusahaan tentu harus merencanakan bagaimana membayar supplier dengan lancar sehingga tidak menyebabkan perusahaan lain mengalami kesulitan keuangan, pembayaran gaji karyawan juga perlu dianggarkan dengan Work from Home bisa dengan mengurangi tunjangan bensin atau transportasi karena tidak bekerja di kantor.

- Akuntan juga bisa mengusulkan untuk meminta keringanan pembayaran angsuran dan bunga ke bank yang memberikan fasilitas kredit/pembiayaan ke perusahaann.

- Akuntan dapat bekerja sama dengan departemen internal audit dan auditor eksternal untuk membahas mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.

- Akuntan dapat bekerja sama dengan departemen internal audit perusahaan untuk membantu dalam penilaian risiko  manajemen, pengendalian dan proses pengelolaan organisasi agar tidak terjadi “kecolongan” di masa krisis ini.

Akuntan harus dapat meningkatkan skill di bidang teknologi informasi untuk dapat melaksanakan aktivitas hariannya agar tidak menghambat siklus operasional perusahaan. Selain harus meng-update diri dengan peraturan dan kebijakan yang terbaru, akuntan juga harus berpikir bagaimana transparansi tetap berjalan meskipun pekerjaan tidak dilakukan di kantor.

Saat ini dunia tengah menghadapi pandemi COVID-19, hampir seluruh profesi yang ada harus beradaptasi dalam menghadapi perubahan. Akuntan sebagai salah satu profesi yang terbiasa untuk berinteraksi secara langsung antar penggunanya juga turut terdampak akibat adanya wabah ini.

Adanya perubahan mengakibatkan perlunya dilakukan suatu adaptasi terhadap kehidupan normal yang baru. Melalui penelitian ini dilakukan suatu studi literatur terkait dengan peran yang dilakukan akuntan dalam adaptasi kehidupan new normal di tengah pandemi COVID-19.

Akuntan yang dimaksud dalam penelitian ini, diantaranya adalah Akuntan Internal, Akuntan Eksternal, Akuntan Pemerintah dan Akuntan Pendidik. Setiap akuntan memiliki peran yang berbeda dalam menyikapi adanya pandemi ini.

Penulis : Vani Dwi Jayanti, Suci Rahmawati

Dosen pembimbing : Agustiawan, SE., M.Sc., AK

(Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Riau)