Harga TBS Sawit Kian 'Mencekik', Warga Siak Menjerit
RIAULINK.com - Petani kelapa Sawit di Kabupaten Siak, Riau kian menjerit setelah harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit terus anjlok. Hal itu membuat warga kian susah di tengah buruknya kondisi ekonomi saat ini.
Salah seorang petani sawit, Sobri (46) mengatakan dari sejak sebulan terakhir harga sawit terus merosot, mulai dari harga Rp1.300 dan saat ini hanya dihargai Rp700 per kg.
"Barulah semalam kami menimbang hasil panen, itupun harga tinggal Rp700. Mau pakai uang mana lagi untuk menyekolahkan anak dan memberi makan keluarga," keluh Sobri seperti dilansir Riaulink.com dari laman Cakaplah.com, Jumat (23/11/2018).
Sobri mengaku dirinya hanya memiliki kebun kelapa sawit seluas dua hektar dan maksimal bisa memanen 2 ton TBS setiap bulannya. Dengan hasil sawit yang seadanya itu ia harus menyekolahkan 3 anaknya dan menafkahi keluarganya.
"Anak saya semuanya sekolah, belum lagi untuk makan keluarga. Kemarin harga sawit belum pecah angka Rp1000 masih bisalah awak pas-paskan, dengan harga segini apalah yang didapat lagi," ucap Sobri.
- Sejumlah Pedagang di Inhil Teriak, Harga Kelapa Tak Kunjung Stabil, Rp 600 per kg di Petani
- Tuntaskan Masalah Perkelapaan di Inhil, H. Dani : Sudah Dianggarkan Rp32,7 Miliar
- Dolar AS Menguat di Tengah Kekhawatiran Pelambatan Ekonomi Zona Euro
- Pengusaha Muda Berbagi Kisah Lewat 'Saudagar Talks'
- Petani Menjerit, Harga TBS Kelapa Sawit di Riau Turun Lagi
Pria paruh baya ini berharap, pemerintah daerah dapat mensuport petani kecil, minimal dengan menstabilkan harga-harga jual pertanian dan merendahkan harga beli di pasar.
"Saya berharap, harga sawit kembali stabil, apalagi di musim penghujan seperti ini tidak ada lagi uang masuk lain. Dan saya berharap harga-harga barang di pasar dikontrol," pinta Sobri.
Hal senada juga disampaikan Andi Syahputra (24), Warga Kampung Koto Ringin, Kecamatan Mempura. Ia juga mengeluhkan harga sawit di kampungnya kian merosot murah. Selang sebulan harga sawit masih berkisar Rp850 dan sekarang turun drastis.
"Sekarang harga di tempat kami malah Rp600, kalau panen 1 ton TBS baru dapat Rp600.000, jadi dapat apalah duit Rp600 ribu ini dibawa ke pasar," terang Andi yang sehari-hari pendapatannya hanya sebagai petani sawit.
Belum termasuk upah panen, jika kebun sawit itu diupahkan dengan harga upah Rp200.000 perton maka dengan harga begitu murah tentu tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Upah panen 1 ton TBS Rp200 ribu, kalau sawit harga segitu bearti sebulan gaji dari penghasilan sawit ini cuma Rp400 ribu. Manalah cukup untuk menafkahi keluarga," keluh Andi.
Warga berharap, kondisi ini segera dapat diatasi, pasalnya jika kondisi ini terus terjadi tentunya petani sawit semakin terpuruk ekonominya.
"Mudah-mudahan pemerintah segera mengambil kebijakan, dan terus peduli dengan kami petani kecil ini," pintanya.
Tulis Komentar