Lingkungan

Akibat Banjir Pasang Besar, Sejumlah Pasar di Meranti Sepi Pembeli, Budi: Pemkab Harus Ambil Langkah

Kondisi kios-kios yang terendam banjir pasang.

RIAULINK.com - Terlihat tidak sedikit lapak dan ruko di Pasar Sandang Pangan Kabupaten Kepulauan Meranti, kembali terendam banjir.

Bencana yang menjadi langganan setiap akhir tahun tersebut, menyebabkan aktivitas perekenomian warga setempat mengalami penurunan secara drastis.

Dari pantauan riaulink.com, Senin (26/November /2018)  terlihat Air Pasang menggenangi lapak dan ruko pedangang, dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 cm hingga, mencapai 40 cm meter.
   
Meski demikian, aktivitas pedagang, mulai dari pedagang pakaian, sayur, ikan dan lain lain masih tetap berjalan sebagaimana sebelumnya. Namun kondisi pasar terlihat lengang dari pembeli.
   
"Banjir pasang besar (tinggi) seperti ini langganan tiap tahun terjadi. Kalau sudah begini ya lengang tidak ada pembeli," kata salah seorang pedangang pakaian kepada Media.

Menurutnya, betepatan pada hari biasa pendapatannya bisa mencapai Rp500 ribu sampai Rp1 Juta perhari, namun dalam minggu ini pendapatannya turun drastis. 

Pasang dan surutnya banjir itu bisa sampai 6 jam, batas akhir surutnya pasang laut diperkirakan bertepatan pukul 14.00 WIB.  

"Air laut naik sekitar pukul sembilan, dan surut sekira pukul empat belas. Itukan sore, kalau sore mana ada orang yang mau beli. Biasanya orang belanja pagi," ungkapnya. 

Terpisah, Budi (24) Warga Selatpanjang berharap pada pemerintah daerah segera melakukan perbaikan drainase. Menurutnya, mesti ada normalisasi sedimentasi yang menumpuk di sejumlah drainase besar di pusat kota Kabupaten Kepukauan Meranti. 

"Kami khawatir banjir tahunan ini berdampak serius bagi masyarakat kota selatpanjang. Ibu pasang besar atau orang kami bilang pasang keling akhir tahun," ujarnya.