Awal Tahun, Dinkes Dumai Temukan Delapan Kasus Positif DBD

DUMAI, RIAULINK.COM - Di awal tahun 2020 Dinas Kesehatan Kota Dumai temukan delapan kasus positif Demam Berdarah Dengue (DBD).
"Laporan ini kami terima dari RSUD Dumai dan semuanya sudah menjalani perawatan,"ungkapnya kepada wartawan, Rabu (22/1/2020).
Untuk itu dirinya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada agar tidak terjangkit DBD. Karena menurutnya, angka DBD terus naik dari tahun ke tahun meskipun belum menyentuh angka kejadian luar biasa (KLB).
"KLB ditetapkan apabila peningkatan terjadi dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Alhamdulillah Dumai belum sentuh KLB DBD," ucapnya.
Diterangkannya, sepanjang tahun 2018 jumlah positif DBD sekitar 300 orang, tahun 2019 angkanya meningkat menjadi 445 orang.
- Anda Diabetes ? Ini Alternatif Nutrisi yang Tepat Untuk Dikonsumsi
- Kematian Akibat Kanker Kulit Meningkat Pesat Pada Pria
- Belum Capai Target, Pemberian Vaksin MR di Inhu Masih 56 Persen
- Sering Timbul Komedo di Hidung, Ternyata Ini Penyebabnya
- Dokter Bedah RSUD Puri Husada Tembilahan Hentikan Pelayanan, Ini Penjelasan Dirut RSUD PH
Di awal tahun 2020 data dari RSUD Dumai ada delapan orang dilaporkan positif DBD, dan telah menjalani perawatan di RSUD Kota Dumai.
Syahrinaldi menambahkan, atas temuan positif DBD di awal 2020, Diskes Dumai langsung turun ke lapangan memimpin gotong royong dan sosialisasikan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang dilakukan Kamis (23/1/2020) besok.
"Gotong-royong kami lakukan besok di Kelurahan Dumai Kota dan Rimba Sekampung, sebumnya kami juga sudah laksanakan gotong-royong di Kelurahan Bukit Datuk dan Pangkalan Sesai. Ini dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit DBD,"ucapnya memaparkan.
Selain Goro, juga dibagikan bubuk abate kepada masyarakat secara gratis untuk membunuh jentik-jentik di dalam bak penampungan air.
Syahrinaldi menilai, DBD akibat kurangnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih. Nyamuk Aedes aegypti suka berkembang biak di lingkungan yang kotor.
"Untuk itu kegiatan goro ini penting untuk menekan angka DBD,"ucapnya.
Dikatakannya saat melakukan goro, pihaknya banyak menemukan banyak kaleng dan botol air mineral bekas yang di dalamnya banyak ditemukan jentik-jentik dan ini sangat berbahaya.
"Sebab nyamuk Aedes berkembang biak di tempat-tempat tersebut,"sebutnya.
"Tidak bosan-bosannya kami mengimbau masyarakat agar rutin membersihkan bak penampungan air hujan, mengubur barang bekas yang dapat menampung air hujan,"kata dia.
"Sebab, nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak di air yang bersih seperti di air hujan yang tertampung di dalam bak maupun kaleng kaleng bekas,"tegasnya.(Kll)
Tulis Komentar