Titik Api Melonjak Drastis di Riau, Jarak Pandang di Pelalawan Hanya 800 Meter
PEKANBARU, RIAULINK.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru mencatat adanya lonjakan titik api di provinsi Riau, Kamis (1/8/2019). Menurut satelit, dari 126 titik panas yang dideteksi satelit, 82 di antaranya dipastikan adalah titik api.
Hal ini disampaikan Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Pekanbaru, Sanya Gautami. Ia menjelaskan, 126 titik panas tersebut tersebar di 9 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Paling banyak terdapat di Pelalawan.
Akibatnya, di kabupaten Pelalawan kini jarak pandang hanya 800 meter.
"Titik panas tersebar di Bengkalis 4 titik, Kampar 3 titik, Dumai 3 titik, Pelalawan 51 titik dan Rokan Hilir 13 titik. Sementara Rohul 1 titik, Siak 7 titik, Indragiri Hilir 35 titik dan Indragiri Hulu 9 titik," katanya.
Dari jumlah tersebut 82 diantaranya dipastikan adalah kebakaran hutan dan lahan. Karena memiliki level konfidence diatas 70 persen.
"Titik api tersebut berada di Bengkalis 2 titik, Kampar 2 titik, Pelalawan 39 titik, Rokan Hilir 9 titik, Rohul 1 titik, Siak 3 titik, Indragiri Hilir 16 titik dan Inhu 7 titik," cakapnya.
- Kabaharkam Komjen Moechgiyarto Kunjungi Lokasi Rencana Kawasan Agrowisata Jalan Lingkar
- Peringatan Hari Pohon Sedunia, BEM UNRI Tanam Satu Pohon untuk Anak Cucu
- Akibat Banjir Pasang Besar, Sejumlah Pasar di Meranti Sepi Pembeli, Budi: Pemkab Harus Ambil Langkah
- Air Sungai Siak Tercemar, Air Keruh dan Banyak Ikan Mati
- Anggota Kodim 0313/Kpr Turut Berjibaku Membantu Evakuasi Korban Banjir
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk wilayah yang diselimuti kabut asap hari ini memang hanya Pelalawan saja.
"Pelalawan saja. Untuk wilayah lain memang jarak pandangnya terbatas, tapi itu disebabkan oleh udara kabur. Bukan asap," ungkapnya.
Jarak pandang Pekanbaru adalah 4 Kilometer, Inhu 5 Kilometer dan Dumai 5 Kilometer. Tiga wilayah ini disebabkan oleh udara kabur saja.
"Udara kabur terjadi akibat adanya partikel-partikel yang menghalangi udara, sehingga terjadilah kabur. Kalau udara kabur ini memang hanya sebentar saja. Jika matahari tinggi udara pasti akan normal kembali. Namun kita akan terus lakukan pemantauan," pungkasnya.
Tulis Komentar