Kronologi Peretasan yang Menimpa 11 Awak Redaksi Narasi
RIAULINK.COM - Pemimpin Redaksi Narasi, Zen RS mengungkapkan setidaknya terdapat 11 kru redaksi Narasi mengalami peretasan secara serentak, meliputi Instagram, Facebook, hingga Telegram dan Whatsapp.
Zen menjelaskan peretasan pertama kali diketahui pada Sabtu (24/9) kemarin, saat nomor Whatsapp salah satu kru menerima pesan berisi sejumlah tautan.
"Nomor Whatsapp milik Akbar Wijaya atau Jay Akbar, salah seorang produser @narasinewsroom, menerima pesan singkat melalui Whatsapp sekitar pukul 15.29 WIB yang berisi sejumlah tautan," kata Zen dalam pesan singkat, Minggu (25/9).
Meski Jay tidak membuka satu pun tautan dalam pesan singkat tersebut, tetapi hampir sekitar 10 detik setelah pesan singkat itu dibaca ia langsung kehilangan kendali atas akun Whatsapp miliknya sendiri.
Bukan hanya akun Whatsapp, nomor telepon miliknya sendiri juga belum bisa diakses oleh Jay. Rentetan kejadian peretasan serupa kemudian dialami awak redaksi yang lain melalui akun media sosial masing-masing.
- Fadli Zon soal Grasi Jokowi bagi Nuril: Memalukan Bangsa
- Masa Orde Baru Pulihkan Ekonomi Pakai Utang dari Negara Blok Barat
- Pemerintah Tak Akan Turunkan 'Passing Grade' Tes CPNS
- BIN Sebut Ada 50 Penceramah Berpaham Radikal, Wiranto: Awasi, Bersihkan
- Gara-gara Kibarkan Bendera HTI, Pria Ini Diperiksa Polisi
"Sejak saat itu, hingga dua jam berikutnya, satu per satu usaha meretas akun-akun media sosial awak redaksi terjadi," ungkap Zen.
Usai melakukan pengecekan terhadap semua perangkat milik kru redaksi, pihaknya menyimpulkan usaha peretasan sudah terjadi sejak Jumat (23/9).
Kala itu, tiga akun Telegram termasuk milik produser dan manajer Mata Najwa sudah berusaha diretas. Dari tiga upaya peretasan itu, salah satu di antaranya berhasil masuk.
Hingga pesan singkat tersebut diumumkan, Zen mencatat setidaknya 11 awak redaksi dari berbagai level yang mengalami peretasan. Akun Telegram dan Facebook disebut sebagai dua platform yang paling banyak mengalami peretasan.
"Beberapa berhasil masuk ke akun Telegram dan Facebook, walau kini sudah berhasil dikuasai kembali," tutur Zen.
"Kami belum tahu apakah ini terkait kerja-kerja jurnalistik yang kami lakukan atau bukan, tapi cukup jelas usaha peretasan ini dilakukan secara serentak sehingga berpola dan berasal dari pelaku yang kemungkinan besar sama," lanjutnya.
Dia mengungkapkan mayoritas usaha peretasan berasal dari IP Address dan perangkat yang identik. Hasil pemeriksaan internal yang dilakukan menemukan bahwa IP Address tersebut menggunakan salah satu ISP lokal.
Di samping itu, ia mengimbau kepada publik agar mengabaikan pesan apabila ada yang merasa dihubungi oleh awak redaksi Narasi dan meminta hal mencurigakan yang berkaitan dengan kerja jurnalistik.
Lebih lanjut, Zen meminta pihak-pihak terkait termasuk provider dan platform, agar bersedia membantu Narasi untuk menyelidiki rentetan kejadian ini.
"Langkah-langkah pencegahan dan respons lainnya yang relevan sudah, sedang dan akan kami lakukan," kata Zen.
Tulis Komentar