Kesehatan

Tingkat Vaksinasi di Inhil Terendah se-Riau, Septina: Vaksin Tidak Cukup

PEKANBARU, RIAULINK.COM - Anggota DPRD Riau Dapil Indragiri Hilir (Inhil) Septina Primawati turut menyoroti tingkat vaksinasi tahap satu di Inhil yang jadi terendah se-Provinsi Riau. Dimana saat ini baru mencapai 21,4 persen. Jauh dibandingkan Pekanbaru yang sudah mencapai 69 persen.

Seperti dilansir Riaulink.com daei laman Cakaplah.com Rabu (6/10/2021), Septina mengatakan bahwa saat dia beberapa waktu lalu melakukan reses di Kecamatan Reteh, didapati bahwa distribusi vaksinasi ke Inhil terutama di Kecamatan Reteh tersebut, terbilang sering terlambat.

"Kemarin ketika saya reses di salah satu Kecamatan di Reteh, Danramil Reteh mengatakan ke saya bahwa kiriman vaksi ke Inhil itu gak cukup. Padahal masyarakatnya itu antusias juga ingin divaksin. Jadi mereka tak berani mengundang masyarakat ramai untuk vaksin, takut tidak kebagian. Vaksin yang dikirimkan ke sana itu tidak banyak, itu masalahnya," kata Septina Primawati.

Baik Koramil, Gugus Tugas dan masyarakat Inhil, kata Septina, juga berharap agar vaksin yang dikirimkan banyak, agar masyarakat yang divaksin juga banyak, sehingga persentase vaksinasi di Inhil meningkat.

"Mereka kan sifatnya menunggu. Kalau vaksin ada pasti mereka suntikkan. Maka, kita berharap agar hal ini jadi perhatian serius pemerintah, kalau kita ingin pemerataan sekian persen, targetnya berapa, ya disesuaikan dengan distribusi vaksin," tukasnya.

Sebelumnya, Kadiskes Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan untuk turun level dari 2 ke level 1 capaian vaksinasi harus mencapai 70 persen dari jumlah penduduk. Riau baru mencapai 33 persen vaksinasi dosis pertama. Makanya pihaknya terus menggesa vaksinasi bagi masyarakat Riau, terutama di Kabupaten Kota.

"Pekanbaru itu yang tertinggi masyarakatnya antusias untuk divaksin dan sudah mencapai 69 persen lebih, kalau tak salah 0,5 persen lagi mencapai 70 persen. Bisa jadi Pekanbaru turun level ke level 1 dalam seminggu ini. Inhil terendah, baru 21,4 persen vaksinasi dosis satu, tertinggi kedua Kota Dumai 63 persen, selebihnya di bawah 60 persen,” jelas Mimi.