Begini Kisah Guru di Inhil Mengajar di Daerah Pasang Surut, Bahkan Harus Menggunakan Pompong Kesekolah
RIAULINK.com - Hari sudah semakin sore saat Sudjamaludin dan berapa orang guru masih menunggu kesempatan untuk menyeberang ke Seberang Tembilahan.
Air Sungai Indragiri yang sedang surut membuat Sudjamaludin tidak bisa melintas menuju SDN 034 Kelurahan Seberang Tembilahan, Kecamatan Tembilahan, sekolah tempat dirinya mengabdi selama 15 tahun.
Dengan sabar Sudjamaludin menunggu hingga akhirnya dirinya bisa menyeberang menggunakan pompong yang memang sudah disewanya per bulan untuk keperluannya mengajar bersama guru – guru lainnya.
Pompong digunakan untuk menuju sekolah yang terletak di Parit Kuala Muda Besar, Kelurahan Seberang Tembilahan, Kecamatan Tembilahan.
Kondisi tersebut di atas merupakan hal yang lumrah dialami oleh Sudjamaludin dan guru – guru lainnya yang mengajar di sekolah tersebut.
Kondisi yang tetap harus dilewati dengan sabar karena murid – murid sudah menunggu di sekolah untuk belajar.
“Apalagi waktu ujian, kita harus masuk. Tidak boleh tidak dilaksanakan, sampai sore pun harus kita laksanakan, karena jalan darat belum maksimal dan masih memprihatinkan,” ujar Sudjamaludin mengisahkan ceritanya seperti dilansir dari Tribun Pekanbaru belum lama ini.
Kondisi geografis Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang terdiri dari lautan dan daratan, membuat kondisi pasang surut seperti ini sering terjadi di berbagai daerah di Inhil.
Selama lebih kurang 35 tahun mengajar di Inhil, Sudjamaludin mengaku sering dihadapkan pada kondisi sulit di lapangan untuk mengajar.
“Terpaksa nunggu, kita harus sampai karena anak – anak udah nunggu, walaupun harus kita tempuh. Karena anak tidak boleh tidak diajar, mereka jauh juga datangnya,” imbuh Sudjamaludin.
35 tahun mengajar, beberapa daerah terpencil seperti Kelurahan Sapat Kecamatan Kuala Indragiri (Kuindra), Kecamatan Tempuling dan Kelurahan Seberang Tembilahan telah menjadi tempat bagi Sudjamaludin untuk pengabdiannya menurunkan ilmu kepada murid – muridnya.
“Dari awal mengajar, 3 kali tempat pindah sama susahnya itu, kami jalan darat dan perairan. Kami dalam melaksanakan tugas ikhlas, jadi suka dan duka itu sudah dirangkum menjadi satu, menjadi momen tugas berat untuk mensukseskan pendidikan,” ucapnya.
Mengajar sejak 1986, pria yang saat ini menjabat sebagai Kepala Sekolah SDN 034 Kelurahan Seberang Tembilahan ini, menilai nasib para guru saat ini berlahan mulai membaik dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.
“Syukur Alhamdulillah sudah mulai ada perhatian pemerintah daerah dan pusat. Kalau di daerah kita dapat dana kesra dari APBD Inhil untuk tambahan penghasilan. Untuk yang honorer diperhatikan, karena kondisi honor kepala Sekolah tidak bisa memberikan intensif jadi menunggu daerah sedangkan anggaran daerah agak kembang kempis,” ucapnya.
Namun Sudjamaladin menilai pihak Provinsi tetap harus berperan memberikan bantuannya kepada SD, SMP, meskipun saat ini pihak provinsi hanya mengurus pendidikan tingkat SMA.
“Mudah – mudahan kedepan ada juga dari Provinsi. Karena SMA di Provinsi, mudah - mudahan bantuan dari tingkat I tidak lupa untuk SD dan SMP, terutama untuk peningkatan karie kesejahteraan,” pungkasnya.
Tulis Komentar