Tantangan Profesi Akuntan Dalam Pemulihan Ekonomi di Masa Pandemi
Ekonomi Indonesia menghadapi tantangan baru dan perubahan lanskap signifikan pasca pandemi Covid-19. Adopsi teknologi dan digitalisasi yang telah di modernisasi sejak beberapa dekade terakhir, kini dipercepat dengan adanya kondisi pembatasan. Saat ini akuntan sudah harus membiasakan diri bahwa platform berbasis teknologi telah menjadi platform utama kita dalam bekerja dan beraktivitas.
Penerapan aspek digital ini jelas menjadi tantangan sekaligus peluang bagi profesi akuntan di masa kini dan menekankan agar akuntan dengan berbagai skill sets yang dimiliki harus selalu menjaga governance dari platform teknologi ini, untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas ekonomi. IAI melalui Prakarsa 6.1 telah mempersiapkan diri dan anggotanya untuk mengantisipasi berbagai perkembangan teknologi dan globalisasi. Prakarsa 6.1 ini juga dapat menjadi acuan bagi profesi untuk berkiprah lebih optimal dalam perekonomian yang semakin dinamis di masa depan (Mardiasmo, 2020).
kondisi dunia telah berubah sangat drastis akibat perkembangan teknologi digital, dan dipercepat oleh kondisi pandemi Covid-19. Dalam kondisi seperti itulah, peran etika dalam profesi akuntan menjadi semakin penting. Standar etika sangat penting untuk memenuhi mandat kepentingan publik, termasuk dalam mendukung upaya memerangi korupsi dan money laundering, hingga meningkatkan tata kelola perusahaan, sehingga mengharuskan para generasi muda akuntan untuk semakin memperhatikan kondisi perubahan iklim yang terjadi. Sekitar 9 miliar orang akan mendiami planet ini pada tahun 2050, dan perubahan iklim akan memperburuk semua tantangan yang dihadapi (Alan Jhonson, 2020).
Berdasarkan data, Indonesia memiliki lebih dari 260.000 mahasiswa akuntansi dan lulusan, setidaknya 30.000 lulusan akuntansi per tahun. “Untuk membangun karir yang baik, sekaligus membangun profesi yang kuat, mahasiswa akuntansi Indonesia sejak awal harus memegang teguh prinsip dan keyakinan untuk membangun rekam jejak sejak dini” (Rosita, 2020).
Sebagai akuntan profesional, kita harus memainkan peran dalam membuat ekonomi berkelanjutan. Profesi perlu membentuk agendanya untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDG), agar dapat memberikan dampak yang optimal pada poin-poin SDG, terutama aspek pendidikan untuk akuntan yang berkualitas dan pertumbuhan ekonomi.
- Sejumlah Pedagang di Inhil Teriak, Harga Kelapa Tak Kunjung Stabil, Rp 600 per kg di Petani
- Harga TBS Sawit Kian 'Mencekik', Warga Siak Menjerit
- Tuntaskan Masalah Perkelapaan di Inhil, H. Dani : Sudah Dianggarkan Rp32,7 Miliar
- Dolar AS Menguat di Tengah Kekhawatiran Pelambatan Ekonomi Zona Euro
- Pengusaha Muda Berbagi Kisah Lewat 'Saudagar Talks'
Berdasarkan data, Indonesia memiliki banyak Akuntan Profesional yang sangat kredibel dan bisa bersaing dengan akuntan manapun di dunia. Pemegang CA Indonesia telah menunjukkan track record-nya sebagai akuntan yang dapat diandalkan. Karena itu IAI mengembangkan sertifikasi CA untuk menjawab tantangan global, dimana kualifikasinya sudah sesuai dengan International Education Standards (IES). Sehingga Akuntan Indonesia dapat bergabung sebagai ASEAN CPA dan memiliki kualitas yang setara dengan akuntan regional ASEAN.
Pada kesempatan yang sama, sebagai bagian dari upaya kontribusi optimal akuntan bagi perekonomian Indonesia, agar mahasiswa akuntansi di seluruh Indonesia siap untuk menjadi Chartered Accountant (CA) Indonesia yang berintegritas, memiliki kompetensi yang mumpuni, dan siap menyongsong segala tantangan masa depan.
Penulis : Siska Yulinda & Zulfa Kholidah
Dosen Pengampu : Agustiawan, S.E., M.SC., AK
(Mahasiswi Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Riau)
Tulis Komentar