Ekonomi

Pariwisata Riau Lesu, Banyak Wisatawan Batalkan Kunjungan, Ini Penyebabnya

Candi Muara Takus di Kampar, Riau.

PEKANBARU, RIAULINK.COM - Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Riau, keluhkan banyak masyarakat membatalkan paket wisata yang sudah dipesan lewat travel agen, akibat masih mahalnya harga tiket pesawat.

Kondisi ini jelas berdampak langsung pada lesunya usaha travel agen dan pariwisata di Riau.

"Sejumlah rekan travel agen mengeluhkan terpaksa membatalkan paket-paket tour wisata, terutama ke Jawa, ataupun sebaliknya akibat mahalnya tiket domestik," kata Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Riau, Dede Firmansyah.

Sejak Januari hingga Desember 2018 bahkan sampai saat ini, kata Dede, trend harga tiket pesawat domestik khususnya dari Pekanbaru ke sejumlah Kota di Indonesia belum menunjukkan penurunan yang diharapkan pengguna jasa transportasi penerbangan.

Parahnya, jelang Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriyah harga tiket cenderung naik hingga mencapai Rp2-3 juta untuk kelas ekonomi. Tak heran, banyak calon pemudik yang biasanya menggunakan jasa penerbangan kini banyak beralih menggunakan transportasi darat.

Menurutnya, mahalnya harga tiket tidak hanya memberikan dampak terhadap penjualan tiket pesawat di kalangan travel agen.Tetapi juga berpengaruh terhadap lesunya berbagai sektor dunia pariwisata.

"Kita travel agen kan mau buat paket tours untuk bisa mewujudkan perputaran wisatawan nusantara, sesuai keinginan kementrian pariwisata," katanya.

"Makanya saat ini ada penurunan jumlah pemudik yang menggunakan jasa penerbangan," tutur Dede lagi.

Tak hanya itu, sejumlah travel agen sejak awal tahun ini, banyak mengeluhkan pembatalan paket tour wisata, akibat tingginya harga tiket pesawat.

"Walau ada juga yang mengalihkan tournya ke Singapura dan Malaysia, karena tiketnya jauh lebih murah," imbuhnya.

Menurut Dede, kenaikan harga tiket dapat dimaklumi jika terjadi di musim liburan seperti akhir tahun. Itu biasanya dipicu oleh permintaan pengguna jasa penerbangan yang tinggi. Misalnya seperti akhir tahun, itu memang mahal.

"Tetapi memasuki Januari dan Februari itu pasti turun biasanya, karena permintaan juga kurang. Makanya, saya heran, kok dari Januari sampai sekarang ngak turun-turun. Bahkan ada penerbangan yang katanya low cost carrier, tetapi harga bagasinya mahal," ketusnya.

Ia mencontohkan saat ini harga tiket pesawat Pekanbaru -Jakarta masih diatas Rp1,2 juta. Kalau hal ini terjadi awal Juni sampai tengah Juni masih toleransi, tapi Kalau Akhir Juni Dan Agustus, harusnya turun menjadi Rp 600 ribu.

Karena itu Dede menawarkan solusi kepada Pemerintah agar membuka rute bagi maskapai Low Cost Carrier (LCC) lain.

"Buka saja rute atau izin kepada maskapai kompetitor seperti Air Asia. Maskapai ini sudah terbukti murah dan efisien. Ini salah satu solusi juga yang harus dipertimbangkan pemerintah. Saya yakin, kalau Air Asia dengan slogan maskapai LCC membuat maskapai lain mau tak mau menurunkan harga tiketnya," sarannya.

Ditambahkan pria yang gemar berkuda ini, ia sudah pernah mendesak Menteri Pariwisata untuk melakukan upaya agar harga tiket pesawat kembali murah, sehingga sektor pariwisata kembali bergairah.

"Saya sudah sampaikan ini langsung ke Menteri Pariwisata, supaya dunia pariwisata kita tidak lesu," pungkasnya.