Presiden Putin Marah Besar Gara-Gara Alquran Dibakar
RIAULINK.COM - Presiden Vladimir Putin marah besar gara-gara Alquran dibakar. Polisi pun langsung menangkap Nikita Zhuravel, seorang pria Rusia.
Pria tersebut ditahan pihak berwenang kota Volgograd, setelah membakar salinan Alquran di depan sebuah masjid, beberapa waktu lalu.
Presiden Putin menegaskan, tersangka harus menjalani hukuman di wilayah federasi yang mayoritas Muslim.
Tindakan yang direkam tersebut juga memicu kemarahan di Rusia, khususnya di wilayah otonomi Republik Chechnya yang mayoritas Muslim, di mana ribuan orang memprotes penistaan kitab suci.
Nikita Zhuravel dilaporkan telah dibawa ke pusat penahanan pra-sidang di Grozny, Ibu Kota Chechnya.
- Harga Minyak Dunia Turun Pertanda Ekonomi Dunia Sedang Bermasalah
- Khabib Tantang McGregor Tanding Ulang di Arena Tinju
- Pertemuan dengan Negara OKI, Indonesia Harap Perluas Ekspor
- Jokowi: Tujuh Unicorn ASEAN Empat dari Indonesia
- Donal Trump Tegaskan 'Setia' ke Saudi Meski Ada Kasus Pembunuhan Khashoggi
"Mereka akan menjalani hukumannya, seperti yang dinyatakan oleh Menteri Kehakiman, di tempat-tempat perampasan kebebasan yang terletak di salah satu wilayah Rusia dengan populasi mayoritas Muslim," kata Putin seperti dilaporkan kantor berita TASS dikutip, Selasa (20/6/2023).
Laporan The Moscow Times, pengacara dan aktivis telah memperingatkan bahwa keputusan untuk mentransfer kasus Zhuravel ke penyelidik Chechnya menempatkannya pada risiko penyiksaan atau bahkan kematian.
Komite Investigasi Rusia mengeklaim bahwa tersangka mengaku telah bertindak dengan imbalan pembayaran 10.000 rubel dari badan intelijen Ukraina.
Menyusul insiden tersebut, Menteri Kehakiman Rusia Konstantin Chuichenko mengusulkan, setelah putusan dijatuhkan, orang yang melakukan kejahatan harus dikirim untuk menjalani hukumannya di salah satu lembaga pemasyarakatan yang terletak di wilayah dengan mayoritas penduduk Muslim.
Putusan atas kasus Zhuravel belum dijatuhkan, meski situs web Caucasian Knot mengutip seorang pengacara, Galina Tarasova, yang menjelaskan bahwa menurut undang-undang, kasus pidana harus diselidiki di tempat kejahatan dilakukan.
Sementara itu, pengacara lain, Ekaterina Vanslova, mengatakan bahwa pria itu dikirim ke wilayah di mana, karena keadaan kasus ini dan kekhususan wilayah tersebut, ada risiko penyiksaan yang wajar dan bahkan risiko nyawa Zhuravel.
Sebelumnya, Rusia juga mengecam pembakaran salinan Alquran di Ibu Kota Swedia, Stockholm, oleh Rasmum Paludan, seorang pemimpin partai sayap kanan. Peristiwa ini juga menuai kecaman, menyerukan boikot, dan protes di seluruh dunia Muslim.
Tulis Komentar