Sempat Dievakuasi, Tapir di Inhil Akhirnya Tewas
PEKANBARU, RIAULINK.COM - Seekor tapir sempat dievakuasi oleh warga saat terjebak dalam kubangan lumpur di Sungai Asam Kecamatan Reteh Kabupaten Indragiri Hilir. Namun, kini tapir tersebut justru mati.
Kepala Balai Besar KSDA Riau Genman S Hasibuan mengatakan proses evakuasi terbilang sulit dan akses tim untuk mencapai ke lokasi itu tergantung pasang surut. Tapir sempat dirawat warga karena lemas.
"Tapir tersebut tidak terselamatkan karena kondisinya yang sudah sangat lemah. Akses menuju lokasi bergantung pada pasang surut air, sehingga membutuhkan waktu yang lama saat proses evakuasi," kata Genman kepada wartawan Senin (19/6).
Genman menyebutkan, tim Resort BBKSDA Riau tiba di lokasi pada Minggu (18/6) yang berangkat pada Sabtu (17/6) setelah mendapat informasi atas temuan itu. Begitu sampai, tim langsung menguburkan satwa tersebut agar tidak menimbulkan bau atau tindakan lainnya yang dapat merugikan.
"Dilakukan penguburan terhadap satwa tersebht agar tidak mengakibatkan bau busuk yg bisa menimbulkan penyakit," pungkasnya.
- Alamak...Hanya karena Dilarang Naik Motor, Siswi SMP Akhiri Hidupnya Dengan Seutas Tali
- Pakai Tepung untuk Perayaan Ulang Tahun, 12 Mahasiswa Alami Hal Tragis
- Warga Selat Panjang Heboh Usai Temukan Sesosok Mayat Dibawah Warung Kopi
- Seorang Warga Inhil Ditemukan Tewas Didalam Hutan Saat Mengambil Kayu
- Ada Duit 2.600 Ringgit di Dalam Celana Dalam Mayat yang Ditemukan Dekat Selat Melaka
Kapolsek Reteh Indragiri Hilir, AKP Herman mengaku sempat ke lokasi tapir dievakusi pada Sabtu malam pukul 23.00 WIB. Herman ke lokasi Desa Sungai Asam, bersama anggota TNI AD dari Koramil setempat.
"Malam sekitar pukul 11.00 WIB kami dan koramil, lalu anggota cek tapir tersebut ke lokasi. Memang kondisi tapir malam itu sudah lemas, tidak mau makan dan minum," ucap Herman.
Karena kondisi tapir memburuk, Herman terus berkomunikasi dengan tim BKSDA Riau. Saat itu tapir belum bisa dievakuasi karena air surut.
"Kami menunggu evakuasi BKSDA karena lokasi sulit dan nunggu air pasang tinggi baru bisa dievakuasi. Kemarin kami dapat kabar dari warga tapir itu mati," jelasnya.
Kemudian, polisi dan TNI mengecek tapir dewasa tersebut. Diketahui jenis kelamin betina. Bobot satwa dilindungi itu diperkirakan memcapai sekitar 100 kilogram.
"Sedih juga kita, tapir tidak terselamatkan karena kita sudah maksimal. Tapi kondisi tapir memang juga lemah dan makan kurang selera, minum ya juga kurang," jelas Herman.
Tapir itu terperosok ke dalam parit berlumpur, Jumat (17/6) sekitar pukul 10.00 WIB. Warga menemukan tapir dalam kondisi tak berdaya dan berlumpur.
Lalu warga mengevakuasi tapir itu dan diberi makan. Tetapi kondisi tapir lemas hingga akhirnya tak bisa diselamatkan dan mati. (MC)
Tulis Komentar