Rupiah Paling Kuat di Asia, Dolar AS di Bawah Rp14 Ribu
RIAULINK.COM - Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Kamis (31/1) menguat hingga 158 poin atau 1,12 persen ke level Rp13.972 per dolar AS.
Dibuka menguat di posisi Rp14.040 per dolar AS, rupiah terus bergerak menguat ke posisi Rp13.972 per dolar AS hingga pukul 16.45 WIB.
Penguatan rupiah terjadi seiring dengan pelemahan dolar AS akibat kebijakan bank sentral AS, The Federal Reseve yang memutuskan untuk menahan bunga acuannya di rentang 2,25 persen hingga 2,5 persen.
"Di antara mata uang Asia lainnya, penguatan rupiah nomor satu," ujar Analis sekaligus Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim kepada Media.
Pada perdagangan sore ini, mayoritas mata uang negara Asia menguat bersama rupiah. Ringgit Malaysia menguat 0,31 persen, baht Thailand 0,07 persen, peso Filipina 0,32 persen, dolar Singapura 0,07 persen. Kemudian yuan China menguat 0,08 persen, won Korea 0,33 persen, dan yen Jepang 0,3 persen.
- Harga Minyak Dunia Turun Pertanda Ekonomi Dunia Sedang Bermasalah
- Khabib Tantang McGregor Tanding Ulang di Arena Tinju
- Pertemuan dengan Negara OKI, Indonesia Harap Perluas Ekspor
- Jokowi: Tujuh Unicorn ASEAN Empat dari Indonesia
- Donal Trump Tegaskan 'Setia' ke Saudi Meski Ada Kasus Pembunuhan Khashoggi
Hanya rupee India dan dolar Hong Kong yang menguat masing-masing 0,06 persen dan 0,04 persen.
Mata uang negara maju juga bergerak menguat terhadap dolar AS. Euro menguat 0,33 persen, poundsterling Inggris 0,11 persen, dolar Kanada 0,08 persen, dan franc Swiss 0,09 persen.
Ibrahim menjelaskan penguatan rupiah tak hanya ditopang sentimen eksternal, tetapi juga sentimen internal. Dari sisi eskternal, menurut dia, penguatan rupiah ditopang kebijakan Fed yang mempertahankan bunga acuannya dan kabar baik dari China soal laporan indeks manufaktur.
"Ini juga hari terakhir negosiasi AS dan China di Washington, sepertinya bakal ada kabar positif," jelas dia.
Sementara sentimen internal berupa proyeksi BI soal surplus neraca pembayaran kuartal IV yang bisa mencapai US$5 miliar, salah satunya akibat defisit transaksi berjalan yang juga diperkirakan menyusut dibanding kuartal sebelumnya.
Ia memperkirakan rupiah besok masih berpeluang bergerak menguat ke posisi Rp13.940 per dolar AS dengan resistensi di Rp14.008 per dolar AS.
"Kurtal I ini memang rupiah kemungkinan besar akan lebih bagus, bisa saja ke Rp13.800 per dolar AS karena perang dagang ada kesepakatan dan ada keputusan soal Brexit," pungkas dia.
Tulis Komentar