Opini

Menumbuhkan Jiwa Kepemimpinan Peserta Didik

PAHLAWAN tanpa tanda jasa. Julukan itu tidak asing lagi di telinga masyarakat luas. Julukan yang disematkan untuk Guru, manusia yang bertugas mencerdaskan generasi bangsa dan membangun akhlak generasi bangsa. Guru haruslah memiliki segudang kualitas agar bisa mencapai tujuan pendidikan dan melahirkan peserta didik yang berkualitas pula. Baik dari akademiknya, maupun kepribadiannya. Maka dari itu, penting bagi Guru meningkatkan perkembangan diri agar layak dijadikan panutan untuk peserta didik. Salah satunya adalah menjadi Guru yang mampu menumbuhkan jiwa kepemimpinan terhadap peserta didiknya.

Guru adalah pemimpin pendidikan, dan seorang pemimpin pendidikan harus memiliki kepribadian yang kuat juga terpuji. Disiplin, bijaksana, cerdas, bertanggung jawab, mampu memotivasi, mampu berinovasi, mampu menginspirasi adalah sederet kepribadian yang sudah sepatutnya mendarah daging bagi seorang Guru. Dalam usaha menumbuhkan jiwa kepemimpinan peserta didik, hendaknya Guru memulai dari kepribadiannya sendiri. Energi kepribadian jiwa kepemimpinan Guru harus terpancar kuat, karena kepribadian yang kuat mampu membuat siswa terpacu untuk menirunya. Maka, jiwa kepemimpinan akan muncul dalam diri siswa tersebut. 

Kenapa kepribadian berdampak besar terhadap usaha menumbuhkan jiwa kepemimpinan dalam diri siswa? Karena Guru yang tidak memiliki jiwa kepemimpinan, tidak akan berhasil mengajarkan jiwa kepemimpinan kepada peserta didiknya. Bayangkan sang Guru sering terlambat masuk kelas tanpa adanya alasan jelas, sedangkan kedisiplinan adalah salah satu karakter yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Bukan sebuah pengecualian bila peserta didik ikut-ikutan datang terlambat, karena sang Guru sendiri sering melakukannya. Maka bagaimana mungkin refleksi jiwa kepemimpinan itu muncul dalam diri peserta didik. Guru harus memerhatikan kepribadiannya, karena kepribadian adalah modal besar bagi seorang Guru untuk menggembleng generasi cerdas, khususnya cerdas akan jiwa kepemimpinannya. Bahkan, peserta didik akan lebih lunak membenahi dirinya ketika melihat gurunya memiliki kepribadian terpuji. Peserta didik menyenangi sifat-sifat sang Guru, lalu peserta didik meniru sifat-sifat tersebut. Tanpa disadari, Guru sudah berhasil menjalankan salah satu tugasnya, yakni; membangun akhlak generasi bangsa. 

Jika Guru selalu menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan kepada peserta didik, maka perlahan-lahan peserta didik akan memiliki sifat kepemimpinan karena terinspirasi oleh gurunya. Guru haruslah berkompeten dalam kepribadian, jangan terfokus pada kualitas akademik lalu melupakan kualitas kepribadian. Sejatinya, guru berkualitas baik secara akademik, maupun kepribadian. Dua hal itu tidak bisa ditinggalkan. Sebab tugas guru tidak hanya mencerdaskan generasi bangsa, tetapi juga mencerdaskan akhlak generasi bangsa. Melalui kepribadian tadi, guru bisa menunjukkan sifat-sifat kepemimpinan yang akan dilihat dan ditiru oleh peserta didik.

 

Penulis: Diana Lestari, Fillia Aswari, Meri Septiana Putri

(Penulis merupakan mahasiswi semester 6 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau)