Kota Paris Disterilkan, Polisi Tangkap 1.000 Demonstran Rompi Kuning
RIAULINK.com - Kepolisian Prancis telah menangkap hampir 1.000 pengunjuk rasa di seluruh negeri menyusul aksi protes soal tingginya biaya hidup dan reformasi ekonomi liberal Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Unjuk rasa oleh demonstran yang menamakan dirinya Rompi Kuning telah memasuki pekan keempat. Pihak kepolisian seperti dikutip CBS News, telah memberlakukan sterilisasi wilayah di sejumlah pusat kota Paris guna mencegah terulang kembali kerusuhan pekan lalu yang merusak monumen besar dan melukai 130 orang.
Kendaraan berlapis baja biru bergemuruh di jalan-jalan Kota dari Arc de Triomphe ke seberang arah timur Paris. Pihak kepolisian terlihat mengadang para pengunjuk rasa bersama anjing terlatih.
Aksi protes yang berlanjut hingga Sabtu kemarin mengumpulkan 5.000 demonstran yang bergerumul di pusat kota Paris. Menurut juru bicara kepolisian Paris, sebanyak lebih dari 400 demonstran ditahan di sana.
Pihak berwenang mengatakan sekitar 8.000 orang ikut serta dalam demonstran di Paris. Sementara itu, sekitar 90 ribu orang mengadakan aksi protes di seluruh negeri. Lebih dari 50 orang dilaporkan terluka, termasuk tiga petugas polisi.
- Harga Minyak Dunia Turun Pertanda Ekonomi Dunia Sedang Bermasalah
- Khabib Tantang McGregor Tanding Ulang di Arena Tinju
- Pertemuan dengan Negara OKI, Indonesia Harap Perluas Ekspor
- Jokowi: Tujuh Unicorn ASEAN Empat dari Indonesia
- Donal Trump Tegaskan 'Setia' ke Saudi Meski Ada Kasus Pembunuhan Khashoggi
Demonstran rompi kuning memulai aksinya pada 17 November lalu. Saat itu, 300 ribu demonstran di seluruh negeri turun ke jalan untuk memprotes tingginya biaya hidup dan reformasi ekonomi liberal presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Pemerintah pada pekan ini membatalkan rencana kenaikan pajak BBM sebagai upaya untuk meredakan ketegangan. Namun, aksi demonstrasi telah berubah menjadi gerakan anti-Macron.
Pihak keamanan Prancis mengupayakan langkah-langkah keamanan luar biasa. Di seluruh negeri, sekitar 89 ribu pasukan kemanan tersebar untuk mengamankan dan mencegah para demonstran beraksi lebih nekat.
Monumen-monumen Paris kini terisolasi dan pusat perbelanjaan yang kerap ramai ditutup. Di antara tempat-tempat wisata yang ditutup adalah Menara Eiffel dan Museum Louvre, menyusul kekhawatiran kerusakan setelah kerusuhan dan penjarahan Sabtu lalu.
"Kami di sini untuk memberi tahu (Macron) ketidakpuasan kami. Saya tidak di sini untuk memecahkan berbagai hal karena saya mempunyai empat anak jadi saya akan mencoba agar mereka aman," kata pengunjuk rasa Myriam Diaz.
Beberapa pengunjuk rasa menyerukan pengunduran diri Macron. Demonstran lain memblokir jalan dan gerbang tol di tempat lain di Prancis. Aksi protes ini dinilai membahayakan ekonomi Prancis di mana bertepatan dengan musim libur Natal. Para pedagang juga telah kehilangan sekitar satu miliar euro sejak protes November lalu. Kerusuhan juga berdampak pada saham maskapai penerbangan dan hotel.
Tulis Komentar