Efektifitas Pembelajaran Online Secara Daring Dimasa Pandemi Covid-19
Saat ini Corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan bumi manapun, corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya menjadi trending topik, dibicarakan di sana-sini, dan diberitakan secara masif di media cetak maupun elektronik. Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menyebabkan penyakit menular ke manusia.
Sejak Pandemi Coronavirus Disiase 2019 atau yang lebih dikenal dengan sebutan COVID-19 masuk ke Indonesia dengan temuan kasus positif pertama pada 2 Maret 2020 lalu, sejumlah kebijakan atau langkah-langkah terkait dengan penanganan dan pencegahan wabah mematikan ini, diterapkan Pemerintah Indonesia. Mulai dari penerapan Social Distancing, Physical Distancing, Pembatasan Selektif, hingga penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dilakukan. Tujuannya tak lain, agar mata rantai penyebaran COVID19 ini dapat segera diputus.
Dampak dari adanya COVID-19 tersebut, menyebabkan perekonomian di Indonesia menjadi merosot, menjatuhkan nilai tukar rupiah, harga barang naik, terutama alat-alat kesehatan. Hal ini juga berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia. Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi hal tersebut tidak berlaku bagi beberapa sekolah di tiap-tiap daerah. Sekolah-sekolah tersebut tidak siap dengan sistem pembelajaran daring, dimana membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.
Sistem pembelajaran daring (dalam jaringan) merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring (online).
Sedangkan Pembelajaran adalah kegiatan yang tidak bisa lepas dari kehidupan umat manusia di seluruh dunia. Karena setiap hidup butuh belajar. Dan proses belajar itulah yang biasa disebut dengan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses membuat peserta didik belajar. Sa’ud mendefinisikan pembelajaran sebagai “Upaya fasilitasi pengajar, guru, atau dosen, Instruktur dengan tujuan agar peserta didik mampu belajar dengan mudah. Inovasi-inovasi selalu dikembangkan oleh para pegiat pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan tuntutan zaman dan pada saat adanya situas tertentu, seperti saat pandemi Corona Virus Disease 2019 yang kemudian disingkat menjadi Covid 19 menghantui umat manusia di dunia, pembelajaran online muncul sebagai media pembelajaran satu-satunya pilihan seluruh elemen pendidikan.Sejak adanya Covid-19 ditetapkan menjadi pandemi global oleh WHO pada pertengahan Maret.
Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerjasama dengan provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini. Pemerintah juga harus mempersiapkan kurikulum dan silabus permbelajaran berbasis daring. Bagi sekolah-sekolah perlu untuk melakukan bimbingan teknik (bimtek) online proses pelaksanaan daring dan melakukan sosialisasi kepada orangtua dan siswa melalui media cetak dan media sosial tentang tata cara pelaksanaan pembelajaran daring, kaitannya dengan peran dan tugasnya. Dalam proses pembelajaran daring, penting untuk ditambahkan pesan-pesan edukatif dan etika-etika yang menjelaskan kepada orangtua dan peserta didik, tentang wabah pandemi Covid-19 tersebut. Dengan demikian kita dapati pembelajaran yang sama dengan tatap muka tetapi berbasis online. Efeknya sangat bagus, programnya tepat sasaran, dan capaian pembelajarannya tercapai.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa dampak pembelajaran online yang dialami oleh peserta yang melaksankan pembeljaran online secara daring adalah:
1. Peserta didik bosan karena di rumah saja.
2. Peserta didik malas belajar karena sulit mengakses materi dan terlalu banyak tugas
Pembelajaran tidak maksimal karena terkendala jaringan atau paket internet yang terbatas.
3. Kurangnya monitoring dan pengawasan, sehingga membuat peserta didik merasa bebas.
Penulis : Agung Rahmanda
Dosen Pembimbing : Agustiawan, SE., M.Sc.,Ak
(Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis, Prodi Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Riau)
Tulis Komentar