Lifestyle

Lahirkan Bayi Kembar 7, Bisakah Memiliki Anak Kembar Jika Tidak Punya Keturunan Kembar?

Bisakah Memiliki Anak Kembar Jika Tidak Punya Keturunan Kembar?

RIAULINK.COM - Seorang wanita berusia 25 tahun yang melahirkan bayi kembar 7 secara normal.

Dikutip dari Tribun Video, ketujuh bayi itu dilahirkannya dalam kondisi sempurna dan sehat.

Kelahiran tujuh bayi tersebut terjadi di sebuah rumah sakit di Provinsi Diyali di Irak timur.

Kelahiran tersebut disebut sebagai kelahiran bayi kembar tujuh pertama di negara tersebut.

Firas Al Izzawi, juru bicara departemen kesehatan setempat, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ibu berusia 25 tahun, yang belum disebutkan namanya tersebut melahirkan secara normal.

"Tujuh bayi yang baru lahir, enam perempuan dan satu laki-laki," ujarnya.

Disebutkan bahwa ketujuh bayi dalam keadaan sehat dan telah menjalani perawatan.

Melihat peristiwa tersebut, mungkin banyak orang berpikir bahwa memiliki bayi kembar hanya terjadi jika pasangan memiliki silsilah kembar pada garis keturunan.

Adanya silsilah kembar pada garis keturunan akan meningkatkan kemungkinan hamil kembar.

Pada pasangan yang memiliki riwayat keturunan kembar, kemungkinan hamil kembar meningkat 2,5 kali lipat.

Namun, peningkatan kemungkinan ini hanya terjadi bila pada sisi istri (perempuan) terdapat garis keturunan kembar.

Bila suami (laki-laki) yang memiliki garis kembar, maka peluang untuk punya anak kembar tidak mengalami peningkatan dibanding peluang asalnya.

Hal ini karena kehamilan kembar terjadi akibat pembelahan sel telur yang pastinya berasal dari ibu.

Meski begitu, bukan berarti tanpa ada riwayat keluarga, maka otomatis kita tidak dapat memiliki anak kembar.

Atau dengan kata lain, peluang punya anak kembar tetap ada meski tak ada keturunan kembar.

Secara umum, kehamilan kembar terjadi pada satu dari 250 kehamilan.

Ada dua jenis kembar, yaitu: identik dan non-identik.

Kembar non-identik berasal dari dua sel telur berbeda (dyzygot/fraternal), sedangkan kembar identik  berasal dari satu sel telur yang memisah (monozygot).

Yang kembar identik ini pun tidak terpengaruh oleh faktor keturunan.

Selain peluang alami ini, teori menyatakan bahwa peluang kehamilan kembar lebih besar terjadi pada perempuan usia 30-an atau 40-an yang secara hormonal tidak stabil.

Sewaktu mengalami ovulasi, bisa terjadi lebih dari satu sel telur matang yang terlepas dari indungnya di saat bersamaan.

Artinya, kehamilan kembar tanpa adanya riwayat kembar di keluarga juga sering terjadi.

Nah, sekarang bagaimana cara memperbesar peluang punya anak kembar meski ibu tak punya keturunan kembar?

1. Program bayi tabung.

Obat-obatan pemicu sel telur biasa dipakai dalam usaha mendapatkan momongan, termasuk program bayi tabung.

Penggunaan obat-obatan penyubur atau hormonal ini juga menjadi salah satu cara yang ditempuh untuk mendapatkan momongan kembar.

Diperkirakan, dengan obat penyubur tingkat kemungkinan hamil kembar naik hingga 10%.

2. Konsumsi obat penyubur.

Frekuensi kehamilan kembar meningkat pada perempuan yang siklus ovulasinya diinduksi oleh penyuntikan gonadotropin, yakni hormon yang merangsang atau menstimulasi fungsi ovarium sehingga perempuan jadi lebih subur.

Sedangkan obat penyubur, seperti: klomifen sitrat atau pergonal dipakai demi meningkatkan kemungkinan mendapatkan kehamilan kembar lebih dari dua.

Konsumsi obat penyubur bertujuan agar sel telur matang dengan sempurna.

Normalnya, indung telur menghasilkan satu sel telur matang.

Namun, dengan obat penyubur, maka jumlah sel telur yang matang pada saat bersamaan bisa lebih dari satu.

Tentu saja, tidak ada usaha yang keberhasilannya bisa dijamin seratus persen.

Seperti halnya tidak semua pasangan keturunan kembar akan melahirkan anak kembar.

Begitu juga dengan stimulasi atau rangsangan melalui obat penyubur atau hormonal.

Bahkan, dua embrio yang terbentuk dalam tabung juga belum tentu keduanya sukses tumbuh menjadi janin.

Hanya memang, tingkat keberhasilan dalam mendapatkan kehamilan kembar pada bayi tabung sekitar 20%. Bandingkan pada kehamilan normal yang cuma 1-2%.

Nah, mau pilih cara yang mana untuk memperbesar peluang punya anak kembar?

Mengonsumsi obat penyubur, ikut program bayi tabung, atau menunggu peluang 1:250 itu? (Gisela Niken/Nakita.id)