Hingga September 339,75 Hektare Lahan Dumai yang Terbakar
DUMAI, RIAULINK.COM - Badan Penanggulangan Baencana Daerah (BPBD) Kota Dumai mencatat luas lahan terbakar sejak Januari hingga September 2019 mencapai 339,75 hektare (ha).
Sebelumnya Kepala BPBD Kota Dumai, Afrlagan mengatakan ditemukan 10 titik api di Kecamatan Sungai Sembilan.
"Diperkirakan total lahan terbakar mencapai 2 ha,"ungkap dia melalui pesan singkatnya kepada riaulink.com.
Ia juga merincikan pemadaman dan pendinginan juga dilakukan di Jalan Sidodadi Parit Kitang, Kelurahan Lubuk Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, kemudia di Kelurahan Bagan Keladi, Kecamatan Dumai Barat dan Jalan Istiqomah Kelurahan Bukit Timah, Kecamatan Dumai Selatan.
"Personel gabungan sudah turun ke lapangan untuk tindakan pemadaman dan pendinginan,"sebut dia lagi.
- Kabaharkam Komjen Moechgiyarto Kunjungi Lokasi Rencana Kawasan Agrowisata Jalan Lingkar
- Peringatan Hari Pohon Sedunia, BEM UNRI Tanam Satu Pohon untuk Anak Cucu
- Akibat Banjir Pasang Besar, Sejumlah Pasar di Meranti Sepi Pembeli, Budi: Pemkab Harus Ambil Langkah
- Air Sungai Siak Tercemar, Air Keruh dan Banyak Ikan Mati
- Anggota Kodim 0313/Kpr Turut Berjibaku Membantu Evakuasi Korban Banjir
Ia tak menampik, berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah Provinsi Riau tak terpantau titik api di Dumai, namun berdasarkan pantauan langsung khususnya di Keluarahan Lubuk Gaung, potensi titik api sangat besar karena ditemukan lokasi asap.
"Kami menghimbau kepada para Lurah dan Camat agar menginformasikan ke BPBD, Babinsa (Bintar Pembina Desa) atau Babinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) segera jika ada laporan warga munculnya asap atau api sehingga tidak meluas, karena kasus karlahut yang terjadi di Dumai akibat terlambatnya informasi yang diterima tim Satgas Darat Dumai,"pinta dia lugas.
Lagan juga menceritakan kendala yang dihadapinya, jika lokasi kebakarannya yang cukup jauh masuk ke dalam area hutan dengan kondisi lahannya bergambut, sehingga sulit ditempuh dengan kendaraan roda empat.
Tak itu saja, akibat kemarau panjang, sumber air juga sulit untuk didapat.
"Sehingga harus dibuat embung untuk sumber air, meski begitu kita tetap maksimal memadamkan api agar api tidak menjadi luas,"tutupnya.(Kll)
Tulis Komentar