Lingkungan

Angin Kencang, Kebakaran di Dua Kecamatan Berulang 

MERANTI, RIAULINK.COM -Tidak kurang dari dua pekan terakhir, keberadaan titik api tampak belum surut di tiga kecamatan yang tersebar di Kabupaten Kepulauan Meranti. 

Seperti Di Desa Lukun, Kecamatan Tebingtinggi Timur, serta di dua lokasi yang berbeda; diantaranya di Kampung Balak, dan Desa Insit Kecamatan Tebingtinggi Barat. Dengan status api yang tidak memasuki level confidence membuat api di dua kecamatan itu tidak terdeteksi oleh satelit. 

Hal itu diungkapkan oleh Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP La Ode Proyek SH, Selasa (20/8/19) siang. Menurutnya dua pekan terakhir Tim Satgas bergiliran melakukan aktifitas penanggulangan. 

Selain minimnya keberadaan air, yang menjadi kendala terhadap penananggulangan Karhutla di tiga lokasi itu dibentur atas kencangnya angin. Sehingga menurut La Ode Proyek, api yang tadinya telah padam kembali menyala.

"Padahal api di tiga lokasi tersebut telah padam dampak kerja keras kita dan derasnya hujan belum lama ini. Namum air tidak sampai kepermukaan api di dasar gambut, ketiup agin malam membuat api menyala lagi,"ungkapnya  

Seperti kondisi titik api di Desa Insit , ditambahkan oleh Kalaksa BPBD Kepulauan Meranti, M Edy Afrizal, Selasa (20/8/19) secara terpisah. Selain kecangnya angin, keberadaan minimnya air masih menjadi kendala oleh mereka

"Kita sudah maksimal melakukan upaya pemadaman, mulai dari pagi, sampai malam hari. Namun suplai air yang kita ambil dari Kolam Telaga Bening sudah hampir kering. Untuk itu kita terpaksa menggunakan air laut yang kita ambil melalui Pelabuhan Roro," 

Edy mengatakan pemadaman yang memanfaatkan air laut hanya dapat dilakukan sampai siang karena kondisi air sedang naik. Sementara pada sore hari, hal itu tidak dapat dilakukan mengingat kondisi permukaan laut yang surut. 

Dia menjelaskan, jarak antara bibir pantai dengan air laut pada saat surut sangat jauh, sehingga pada siang hari hal itu tidak memungkinkan untuk dilakukan. 

"Persediaan air di lokasi kebakaran susah kering. Kebakaran ini terjadi lagi karena kita kalah dengan air, karena ketika menunggu suplai air tiba, api menyala terus," uajar Edy.

Kalaksa BPBD itu mengatakan banyak resiko ketika melakukan pemadaman menggunakan air laut, selain menyebabkan tangki mobil pemadam menjadi karat, juga bisa menyebabkan mesin menjadi rusak.

"Ini sangat beresiko. Selain tangki karat, mesin juga bisa rusak, ini sangat terpaksa kita lakukan. Nanti setelah selesai, tinggal kami bersihkan dan cuci bagian dalam tangki armada damkar menggunakan air bersih," ungkapnya.

Diungkapkan Edy, selain kebakaran terjadi di Desa Insit, di lokasi yang berbeda api juga kembali menyala di Kampung Balak Desa Tanjung Peranap 

"Iya, api kembali menyala di Kampung Balak, saat ini masih fokus disini, karena Insit masuk dalam wilayah kota, namun disana personil sudah standby 1 regu. Kita juga sudah berkoordinasi dengan Manggala Agni Daops Siak, namun untuk menjemput mereka di Tanjung Buton, kapal kita masih rusak," ujar M Edy Afrizal. 

Menyilapi kondiso itu juga, ia mengaku telah berkodinasi dengan pemerintah provinsi untuk menerjunkan tim waterbombing. Namun dengan level api yabg kecil membuat penanggulangan di Meranti tidak masuk skala prioritas, pasalnya beberapa kabupaten dan kota lain masih memberlukan upaya tersebut.

Wakil Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Said Hasyim mengapresiasi kinerja BPBD Kepulauan Meranti bersama personil lainnya. Menurutnya personil pemadam sudah bersusah payah untuk memadamkan api untuk menjaga langit Kepulauan Meranti tetap biru. Untuk itu dia mengharapkan kepada seluruh masyarakat untuk tidak membakar lahan.

"Kita ketahui personil pemadam BPBD bersama tim lainnya sudah sangat bersusah payah untukk memadamkan api, ditambahkan lagi dengan kondisi kekeringan seperti saat ini. Untuk itu saya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan dengan alasan apapun, karena kalau sudah terbakar, semua menjadi susah," kata Said.