Pendidikan

Mengenal Kesulitan Belajar Anak di Sekolah Dasar

Ilustrasi.net

Kesulitan belajar adalah kondisi dimana siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam proses pembelajaran tidak menutup kemungkinan adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, bahkan siswa yang mengalami kesulitan belajar sering dilabeli bodoh oleh orang yang berada di sekitarnya. Pada usia sekolah dasar kasus kesulitan belajar yang sering ditemui adalah pada kemampuan membaca, menulis dan berhitung. 

Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan berdampak pada prestasi akademik yang rendah. Oleh karena itu orang orang di sekitar anak tersebut sangat berperan penting dalam masalah pembelajarannya untuk memberikan semangat yang tinggi kepada siswa agar tidak terlalu sulit dalam metode pemebelajarannya di Sekolah Dasar. 

Salah satu masalah yang dialami siswa saat proses pembelajaran adalah kesulitan belajar. Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan di berbagai bidang. 

Kesulitan belajar adalah kondisi dimana siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor fisik, sosial, maupun psikologis. 

Siswa yang mengalami kesulitan belajar akan menemui kesulitan yang nyata, yaitu  adanya kesuliatan dalam tugas-tugas akademis, adanya kesenjangan analisis prestasi yang dicapai, dan berbagai pengaruh lingkungan lainnya. 

Kesulitan belajar jika tidak diatasi dengan baik dan benar oleh guru maupun orang tua maka akan berdampak buruk bagi perkembangan dan kehidupan siswa di masa depan. Biasanya anak yang mengalami kesulitan belajar dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik, namun dibalik itu anak yang mengalami kesulitan belajar sering kali dilabeli sebagai anak yang bodoh ataupun gagal. 

Hal inilah yang menjadikan anak yang mengalami kesulitan belajar semakin terpuruk dalam tekanan yang datang dari luar dirinya. 

Namun, agar guru dapat membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan lebih baik, efektif dan efisien, guru membutuhkan pengetahuan dan kejelian dalam memahami keragaman siswa. 

Keragaman tersebut tidak hanya yang berkaitan dengan karakteristik umum siswa, seperti kecerdasan, kemampuan, bakat, minat dan gaya belajar siswa, tetapi juga keragaman kesulitan belajar yang dialami siswa. 

Ada beberapa jenis kesulitan belajar yang seringkali ditemui dalam perkembangan seorang anak SD. 

Jenis kesulitan belajar tersebut meliputi kesulitan secara akademis, simbolik, dan non simbolik. Kesulitan ini umumnya disebabkan oleh cidera otak. Dalam upaya memahami kesulitan belajar anak, guru perlu melakukan diagnostik kesulitan belajar. 

Kesulitan membaca dapat disebabkan karena gangguan pertumbuhan psikologis dan juga hambatan didaktik-metodik. Acapkali anak SD mengenal bunyi huruf, tetapi mereka kesulitan membacanya apabila huruf itu dirangkaikan menjadi kata.

Di samping itu, anak SD juga mengalami ketidakmampuan membaca yang disebabkan karena faktor-faktor psikologis (gagap). Anak merasa malu ditertawakan teman-temannya, sehingga terjadi kesulitan pada saat membaca. 

Kesulitan menulis dapat disebabkan karena kemampuan psikomotor kurang terlatih. Ketidakmampuan motorik melakukan encoding atau menyandikan lambang atau bentuk-bentuk huruf tertentu, menyebabkan anak mengalami ketidakmampuan untuk menulis. Kesulitan berhitung anak SD berkaitan dengan penerapan konsep-konsep kuantitatif. 

Mungkin ia pandai menyebutkan lambang-lambang bilangan. Tetapi, mereka kesulitan kalau lambang-lambang bilangan itu diterapkan dalam konteks penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian. 

Kesulitan belajar karena gangguan simbolik antara lain siswa itu mampu mendengar, tetapi tidak mengerti apa yang didengar. Ia juga mampu mengaitkan objek yang dilihat, namun mengalami gangguan pengamatan (visual reseptive). Anak juga mengalami gangguan gerak-gerik (motoraphasia). Siswa yang seperti ini sulit untuk dapat memahami suatu objek sekali pun ia memiliki pendengaran yang normal. 

Gangguan nonsimbolik

Gangguan ini adalah ketidakmampuan anak memahami isi pelajaran karena ia mengalami kesulitan untuk mengenal kembali apa yang telah dipelajarinya pada pelajaran sebelumnya. 

Ketidakmampuan pengamatan akan menimbulkan gangguan keliru karena ia tidak mampu memanipulasi benda walaupun indra motornya normal.

Kesulitan belajar yang telah dipaparkan tersebut sangat berdampak pada proses belajar. Namun, ada pula siswa SD yang karena proses kelahiran atau musibah mengalami cidera otak, sehingga siswa itu tidak mampu untuk belajar.

Ketidakmampuan untuk melakukan tugas-tugas tertentu yang tidak dapat dilakukan anak-anak yang sebaya seperti: mandi sendiri, sikat gigi, menulis, membaca disebut learning disability. Anak yang mengalami kerusakan saraf yang berat disebut learning disorder.

Anak yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata, namun prestasi akademiknya rendah disebut underachiever. Sedangkan anak yang lamban belajar dan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan tepat serta waktu belajarnya lebih lama dibandingkan rata-rata anak seusianya disebut slow learner.

Apa yang Anda lakukan apabila ada murid SD yang mengalami kesulitan belajar seperti yang dipaparkan tadi? Langkah awal yang perlu dilakukan adalah berbicara dengan kepala sekolah. Kemudian, melakukan pengamatan yang cermat dan mendalam.

Penulis : Bunga Permata Hati Netson (186910217)

(Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Riau)