Metropolis

Dampak Sawit, Aktifitas Penyeberangan Pelabuhan Roro Dumai Sepi

Foto: Antara

PEKANBARU, RIAULINK.COM - Anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit di Provinsi Riau  tiga bulan terakhir, telah berdampak kepada merosotnya aktifitas Pelabuhan Roro Dumai.

“Jadi truk-truk colt diesel yang angkut sawit dan karet tak lagi ada yang menyeberang (ke Dumai), sudah  dua bulan ini lah sepi," kata  Staf Pelabuhan Roro Dumai Riandi  kepada media  di Dumai, Kamis.

Diterangkannya,  masyarakat  yang bermukim di Pulau Rupat  sebagai  petani kelapa sawit dan karet,  kini  memilih tidak menjual hasil panen ke Dumai lantaran terbebani biaya operasional yang tinggi.

"Karena kalau hari-hari biasa truk-truk sawit ini lah yang ramai menyeberang. Jadi hitung-hitungannya tak masuk. Anggaplah ada selisih, di Rupat Rp1.100  di Dumai Rp1.200  lebih bagus mereka jual di sana karena  untuk ongkos penyeberangan saja mereka sudah rugi. Makanya, hampir tak ada lagi truk-truk pengangkut sawit itu yang menyeberang,” terangnya

Dikatakan dia, petani hanya menjual sawit dan karet lewat pengepul di Rupat, itupun dengan harga murah.

"Mereka jual sawit dan karet di Rupat saja  karena di sana juga ada Perusahaan Kelapa Sawit (PKS) kan,  katanya.

Dia mengatakan, kondisi seperti ini  tidak  terjadi saat harga sawit dan karet bagus. 

"Saat kondisi normal tidak kurang 120 unit kendaraan colt diesel yang mengangkut sawit dan karet beraktivitas di pelabuhan ini,  paling tidak 60 unit datang, 60 unit antre untuk menyeberang," terangnya.

Sedangkan untuk kendaraan pribadi, biasanya akan ramai mengisi pelabuhan penyeberangan di hari-hari libur atau week end.

“Kalau hari-hari kerja yang ramai itu memang colt diesel isi sawit atau muat kayu balak. Kondisi seperti ini memang sejak pemerintah memberlakukan kebijakan larangan impor kemarin,” tambahnya.