Riau

Ade Hartati Sebut APBD 2019 Berdasarkan Proyek, Ini kata Fitra Riau

Ilustrasi APBD

RIAULINK.com - Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Riau angkat bicara terkait kicauan Anggota DPRD Ade Hartati bahwa penyusunan APBD 2019 berdasarkan proyek bukan karena kebutuhan masyarakat.

Koordinator Fitra Riau, Triono Hadi, mengatakan memang benar semua yang ada di dalam APBD adalah proyek sebab semua kegiatan pemerintahan adalah proyek. Namun demikian Fitra enggan terlalu dalam mengomentari isi dari APBD 2019 karena pihaknya belum mengkaji isi dari program kerja Pemprov Riau tersebut.

"Namun, merujuk yang disampaikan anggota DPRD itu, kita menilai hal tersebut tidak salah, sebab pada tahun 2018 ini penerapan anggaran Pemprov banyak yang tidak tepat sasaran. Kita menemukan ada program Riau pembangunan pendidikan di SMA, sekolah kurang ruang kelas belajar, dan menggunakan musholla untuk tempat belajar," kata Triono, Jumat (30/11/2018).

Akan tetapi, Triono mengatakan ada program pembangunan pagar dan parkir sekolah yang anggarannya setara dana untuk membangun 3-4 ruang kelas baru.

"Nah, itu juga bisa dikategorikan program pembangunan berbasis proyek. Bukan pembangunan yang didasarkan atas kebutuhan yang prioritas," cakapnya lagi.

Selain itu, masyarakat Riau juga sangat membutuhkan akses jalan, karena banyak jalan yang dalam kondisi rusak berat, ringan, dan lainnya.

"Tapi justru yang diprioritaskan bangun Kantor Kejati dan Mapolda, yang begituan selain berbasis proyek, kami juga menyebut pembangunan tidak tepat sasaran. Istilahnya yang diperlukan kandang ayam, tapi yang dibangun kandang kambing," tukasnya.

Dimana diketahui berita sebelumnya menyebutkan, Anggota Komisi V DPRD Riau mengaku kecewa dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2019 yang baru saja disahkan. Politisi PAN ini menilai penyusunan APBD tahun 2019 disusun berdasarkan proyek bukan berdasarkan kebutuhan di tengah masyarakat Riau.

"Kan dalam perencanaan DPRD tak dilibatkan, hanya dilibatkan dalam pembahasan. Nah perencanaan itu tak mengacu pada kebutuhan, dan banyak tak diakomodir, ini berdasarkan catatan pribadi saya. Harusnya mengacu kepada kebutuhan, bukan proyek," kata Ade Hartati kecewa.