Kisah Pilu Remaja 14 Tahun yang Putus Sekolah dan Menjadi Tulang Punggung Bagi 2 Adiknya
RIAULINK.com - Di sebuah rumah papan yang berukuran 5x5 meter persegi, tinggal seorang gadis. Andini namanya, yang harus mengurus dan menafkahi Purwanti yang berumur 1 tahun 8 bulan, dan Durotul Jannah berumur 4 bulan, yang merupakan adeknya.
Isi rumah Andini yang masih berusia 14 tahun ini sangatlah sederhana, tidak ada perabotan rumah yang kelihatan, tumpukan kain ada dimana mana, dan ayunan adeknya yang terbuat dari kain sarung, tergantung tepat didepan jendela.
Mereka tinggal disebuah Dusun Telayap, Desa Pangkalan Tampoi, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Riau. Ada 97 Kepala Keluarga (KK) yang berada dilingkungan Andini.
Butuh waktu 5 jam untuk sampai ke rumah Andini jika dari Kota Pekanbaru, dikarenakan akses jalan yang sangat buruk, sangat jauh dari pantauan Pemerintah Kabupaten Pelalawan.
Kehidupan Andini sungguh memprihatinkan. Gadis tangguh ini terpaksa berhenti sekolah saat duduk di kelas VII SMP, sudah satu tahun lamanya, Ia tidak bisa merasakan bangku sekolah seperti teman - temannya yang lain.
Ia tidak bisa melanjutkan sekolah, karena ayah Andini tega meninggalkan kondisi ibunya yang sakit - sakitan. Setelah berpisah, ibunya menikah lagi, bukan kehidupan yang bahagia didapatkan, ayah tirinya malah pergi meninggalkan mereka, dengan kondisi ibunya yang sedang mengandung anak kedua dari ayah tirinya. Mereka terpaksa menjalani pahitnya kehidupan dengan serba kekurangan.
Kehidupan Andini bersama ibu dan adek - adeknya makin sulit, hal tersebut membuat Andini harus bekerja di rumah tetangganya.
"Kalau berangkat ke rumah tetangga jam 8 pagi, dan pulang jam 10 pagi, diakhir bulan dapat upah Rp500 ribu," ujar gadis polos yang telah putus sekolah itu.
Tidak lama bekerja, ibu tercinta Andini meninggal dunia. Penyakit Tubercolosis (TBC) yang sudah lama diderita ibunda merenggut nyawa ibunda.
Kepergian ibunda tercinta, memberikan bekas yang mendalam bagi Andini. Tidak ada senyuman diraut wajahnya, seperti anak - anak seusianya.
"Ayah-ibu telah pergi, saya harus bisa merawat dan menjaga adik-adik dengan baik, sesulit dan selelah apa pun saya tetap akan memikul beban keluarga ini," kata Andini dengan tegar. (Wan)
Tulis Komentar