Ekonomi

DPRD Inhil:Pemda tidak Punya Regulasi Tekait Harga Kelapa, Kapan Saja Bisa Turun

Ilustrasi.int

INHIL, RIAULINK.COM - H. Taufik Hidayad Anggota DPRD Inhil menilai Kenaikan harga kelapa bulat di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) hanya dampak dari berkurangnya hasil produksi kebun kelapa yang ada di Inhil.

Diketahui Saat ini (Desember 2019) harga kelapa bulat di Kabupaten Inhil masuk diangka Rp 2.200/butir.  Dibulan (Oktober 2019) harga kelapa bulat mencapai Rp 1.750/butir.  Ada Selisih 450/butir di dua bulan terakhir.

Wakil Ketua Komisi II DPRD Inhil, H. Taufik Hidayad mengatakan naik turunnya harga kelapa dipengaruhi kebutuhan pasar, ketika bahan baku banyak sementara kebutuhan pasar sedikit, harga bisa turun. Sebaliknya jika kebutuhan pasar banyak bahan baku sedikit harga bisa naik.

“Itu sudah dari dulu, tidak bisa kita memprediksi naik turunnya harga kelapa itu apakah ada campur tangan pemerintah, yang jelas pemerintah tidak memiliki regulasi soal harga kelapa, kapan saja bisa turun,” imbuh H Taufik kepada ARB INdonesia, Jum’at (6/12/2019).

Terhadap kurangnya jumlah produksi dari hasil perkebunan kelapa di Inhil kususnya, H.Taufik Hidayad juga mengatakan sangat dipengaruhi oleh alam. Seperti musim kemarau, hal itu tentu menjadi salah satu faktor yang membuat buah kelapa tidak banyak dan buah kelapa juga sulit untuk dikeluarkan dari kebun akibat kekeringan air kanal.

“Jadi wajar saja kelapa bulat sekarang tidak banyak, akibat dipengaruhi oleh faktor alam,” ujarnya.

Seorang petani kelapa di Kecamatan Pulau Burung saat di hubungi awak media, Manaf mengatakan bahwa saat ini memang mengalami penurunan jumlah buah yang dihasilkan dari kebun kelapa miliknya.

“Memang benar, bukan kebun saya saja punya kawan-kawan disini juga sama, sepertinya ini tidak terjadi disini saja,” ucapnya  Jum’at (6/12/2019).

Manaf juga menyampaikan kebun kelapa yang digarapnya sudah puluhan tahun tersebut, yang biasanya mampu menghasilkan buah kelapa hingga 10.000 butir/trip, namun saat ini hanya mampu menghasilkan 3.000 butir/trip. (Ada selisih 7.000 butir/trip).

“Bisa dikatakan musiman di setiap kemarau. Biasanya di bulan Maret mulai banyak lagi buahnya,” imbunya.