Internasional

Harga Minyak Dunia Turun Pertanda Ekonomi Dunia Sedang Bermasalah

RIAULINK.COM - Harga minyak dunia sedang merosot sangat signifikan. Dari kisaran US$ 80 per barel saat ini sudah mendekati US$ 60 per barel. Penurunan ini disebabkan karena negara-negara anggota OPEC memutuskan untuk mengurangi produksi minyak.

Mengutip CNN Business sejumlah kalangan mengungkapkan penurunan harga minyak mentah yang terjadi secara tiba-tiba ini adalah indikasi jika ekonomi dunia sedang bermasalah. Pasar yang tadinya bullish menjadi bearish dalam waktu singkat.

Akibat menurunnya harga minyak, investor panik dan berbondong-bondong melakukan aksi jual di pasar saham. CEO Citigroup Michael Corbat mengungkapkan pasar khawatir akan terjadi penurunan harga yang sangat tajam seperti 2015-2016 lalu. Saat itu harga minyak mencapai US$ 26 per barel. "Memang banyak investor yang kembali teringat moment(penurunan harga minyak) seperti 2015 lalu," kata Corbat dikutip dari CNN, Selasa (20/11/2018).

Corbat mempertanyakan penurunan harga ini terjadi karena ada skenario tersembunyi di saat pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Jika anda lihat angka supply and demand-nya tidak ada yang berubah secara signifikan dalam dua minggu terakhir," ujar dia.

Untuk harga minyak Brent turun 6,6% menjadi US$ 65,47 per barel. Analis Price Futures Group, Chicago AS Phil Flynn menjelaskan harga minyak masih akan mengalami tekanan. 

"Harga ini sudah tidak sesuai dengan harga fundamental, bahkan harga bisa terus mengalami tekanan dan jatuh sangat dalam," kata Flynn dikutip dari Reuters.

Sebelumnya Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al Falih menjelaskan saat ini negara anggota OPEC berencana untuk mengurangi produksi minyak yang saat ini dianggap berlebihan. Pengurangan produksi disebut untuk mengimbangi harga minyak saat ini.

Pernyataan tersebut ditanggapi oleh Presiden AS Donald Trump dalam akun Twitternya.

"Mudah-mudahan Arab Saudi dan OPEC tidak akan mengurangi produksi minyak," tulis Trump dalam cuitan di akun twitternya.

"Harga minyak harus jauh lebih rendah sesuai dengan pasokan," tambah dia.