Pendidikan

Prihatin Kondisi Pendidikan Daerah, Mahasiswa Inhil di Yogyakarta Gelar Diskusi

YOGYAKARTA, RIAULINK.COM - Di tengah memprihatinkannya kondisi pendidikan di Indragiri Hilir, Ikatan Pelajar Riau-Yogyakarta Komisariat Indragiri Hilir (IPR-Y KOM. INHIL) mengadakan diskusi seputar pendidikan Selasa (16/05/23). Diskusi ringan ini dipersembahkan secara khusus oleh Departemen Intelektual demi meningkatkan kesadaran Mahasiswa Indragiri Hilir di Yogyakarta mengenai nasib pendidikan di kampung halamannya.

Kegiatan yang dilaksanakan di Asrama Putri Sri Gemilang ini dipantik oleh Al Fatah Hidayat, selaku Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Hukum di Universitas Islam Indonesia yang berasal dari Indragiri Hilir. Diskusi ini diikuti dengan antusias melihat semangatnya kawan-kawan IPR-Y KOM. INHIL yang turut menyuarakan keresahannya.

Bagaimana Kondisi Pendidikan di Indragiri Hilir?

Berdasarkan pernyataan dari dinas pendidikan Provinsi Riau dikutip melalui Riauin.com (6/1/2022), tercatat angka putus sekolah di Riau jenjang Sekolah Menengah Atas/sederajat sebanyak 123.840 anak. Secara nasional, Riau berada pada urutan ketiga terbanyak dengan persentase 88,91%. Sedangkan, Kabupaten Indragiri Hilir menduduki urutan kedua setelah Rokan Hilir dalam angka putus sekolah terbanyak di Provinsi Riau.

Penyebabnya ada beragam faktor, di antaranya: kesulitan ekonomi yang disebabkan mahalnya biaya pendidikan, kurangnya minat pada pendidikan, bahkan tak jarang hal itu memang berasal dari keinginan orang tua mereka, yang disebabkan kurangnya edukasi sadar pendidikan kepada anak maupun orang tua.

Stigma tentang penggolongan sekolahpun berpengaruh dalam hal ini. Di Indragiri Hilir, penggolongan sekolah-sekolah favorit menjadi hal yang biasa. Mereka yang tidak bersekolah di sekolah favorit  tersebut dianggap terbelakang oleh masyarakat. Ini menyebabkan kurangnya minat dan semangat untuk belajar hingga putus sekolah.

Al Fatah hidayat mengatakan bahwa kita sebagai Mahasiswa Indragiri Hilir yang berkuliah di Yogyakarta ini, haruslah memiliki terobosan baru untuk memajukan pendidikan di kampung halaman kita khususnya. Misalnya, kita membuat tulisan opini tentang perbandingan sistem pendidikan di Yogyakarta dan Indragiri Hilir berdasarkan data-data yang kita kumpulkan. Kemudian di kemudian hari kita terapkan ketika kita kembali lagi ke kampung halaman kita, Indragiri Hilir.

“Pendidikan yang berhasil bukan tentang apa pekerjaan kita di kemudian hari, tapi bagaimana ilmu yang kita dapatkan itu bermanfaat bagi orang lain, khusunya untuk membangun daerah kita, Indragiri Hilir. Mari, kawan-kawan semua, kita bangun dan hidupkan lagi organisasi kita, IPR-Y KOM. INHIL. Karena IPR-Y KOM. INHIL ini memang dibuat untuk pendidikan. Mari sama-sama kita belajar dengan sungguh-sungguh di kota ini, agar di kemudian hari dapat membangun Indragiri Hilir yang lebih baik.” tutupnya.