Internasional

Joe Biden Beri Restu Serangan Udara ke Suriah

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden mengizinkan adanya serangan udara ke Suriah. (REUTERS/KEVIN LAMARQUE)

RIAULINK.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengizinkan serangan udara di Suriah minggu ini. Hal tersebut juga telah disampaikan Biden di hadapan Kongres pada Sabtu (25/3) waktu setempat.

Serangan udara tersebut disetujui setelah pesawat tak berawak milik Iran dicurigai menyerang sebuah fasilitas yang menampung personel tentara AS di negara itu. Serangan itu telah menewaskan seorang kontraktor Amerika dan melukai lima anggota layanan AS.

Melalui surat yang disampaikan Biden kepada Kongres, serangan ini dilakukan "untuk melindungi dan mempertahankan keselamatan personel kami, untuk menurunkan dan mengganggu rangkaian serangan yang sedang berlangsung terhadap Amerika Serikat dan mitra kami, dan untuk menghalangi Republik Islam. Iran mendukung kelompok-kelompok milisi untuk melakukan atau mendukung serangan lebih lanjut terhadap personel dan fasilitas Amerika Serikat." kata Biden mengutip CNN.

Biden menambahkan bahwa serangan AS "dilakukan dengan cara yang dimaksudkan untuk membangun pencegahan, membatasi risiko eskalasi, dan menghindari korban sipil."

Pemberitahuan yang disampaikan pada Sabtu, merupakan bagian rutin dari Undang-Undang Kekuatan Perang, yang mengharuskan presiden untuk memberi tahu Kongres dalam waktu 48 jam setelah aksi militer. Surat itu dikirim ke Ketua DPR Kevin McCarthy dan President Pro Tempore Senate, Senator Patty Murray.

Serangan yang akhirnya diizinkan Biden itu bisa jadi semakin meningkatkan ketegangan dengan Iran, yang sejalan dengan kelompok proksi, meskipun Teheran tidak selalu terlibat dalam mengarahkan serangan yang mereka lakukan.

AS telah memberikan sanksi kepada Teheran karena menyediakan drone serang ke Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

Pada Kamis, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley menegaskan kekhawatiran AS bahwa Iran memiliki potensi untuk memproduksi bahan fisil yang cukup untuk senjata nuklir dalam waktu kurang dari dua minggu, dan memproduksinya dalam beberapa bulan.

Jenderal Patrick Ryder, juru bicara Pentagon, menekankan kepada wartawan bahwa AS tidak mencari konflik dengan Iran, tetapi mengatakan serangan itu "dimaksudkan untuk mengirimkan pesan yang sangat jelas bahwa kami akan menjaga perlindungan personel kami dengan serius dan bahwa kami akan melakukannya. Merespons dengan cepat dan tegas jika mereka terancam." kata dia.