Nasional

Sudah 6 Anak Meninggal Dunia Diduga Terinfeksi Hepatitis Misterius

Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko)

RIAULINK.COM - Enam anak meninggal dunia diduga akibat terinfeksi hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. Kasus kematian itu terjadi di DKI Jakarta, Jawa Timur, Sumatera Barat serta Sumatera Utara.

Kasus kematian terbaru adalah seorang anak berusia 2 tahun di Medan, Sumatera Utara dan bayi berusia dua bulan di Solok, Sumatera Barat.

Jika dirinci, kasus kematian dilaporkan terjadi 3 di Jakarta, 1 di Tulungagung Jawa Timur, 1 di Sumut dan 1 di Sumbar.

Sejak pertama kali terdeteksi pada 27 April 2022, sebanyak 15 kasus dilaporkan terjadi di beberapa provinsi. Mulai dari DKI Jakarta hingga Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Gejala yang dialami belasan anak terduga kasus hepatitis disebut cenderung mirip. Berupa gejala penyakit kuning, demam, diare, urine berwarna lebih pekat, dan feses berwarna pucat.

"Rentang usianya 1-17 tahun ya, dari beberapa provinsi. DKI Jakarta, Sumatera Barat, Jawa Barat, Kepulauan Babel, dan Jawa Timur," kata Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Siti Nadia Tarmizi kepada CNNIndonesia.com, Selasa (10/5).

Dari 15 kasus tersebut, empat diantaranya dikategorikan sebagai pending classification lantaran sudah melalui sejumlah pemeriksaan seperti non hepatitis A,B,C,D,E maupun Adenovirus. Hasil pemeriksaan hepatitis E dan Adenovirus baru dapat diketahui hingga dua pekan usai pemeriksaan.

"Semuanya dirawat di rumah sakit. Ada yang dirawat di rawat inap biasa, ada yang dirawat di ICU," ujar Nadia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengatakan virus hepatitis akut ini menular melalui asupan makanan yang masuk lewat mulut.

Ia pun menyarankan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan seperti rajin mencuci tangan dan menjalani perilaku hidup bersih dan sehat.

"Jadi, kalau bisa rajin cuci tangan, kita pastikan yang masuk ke anak-anak kita," ujar Budi dalam keterangan tertulis.

Hingga kini, Kementerian Kesehatan masih melakukan koordinasi dan diskusi dengan WHO serta beberapa negara di Eropa untuk mencari tahu penyebab penyakit misterius tersebut.

"Kesimpulannya belum bisa dipastikan virus apa yang 100 persen menyebabkan adanya hepatitis akut ini. Penelitian dilakukan bersama-sama agar bisa dideteksi cepat penyakit ini," jelas Budi.