Internasional

'Aquaman' Tonga Berenang 27 Jam usai Terseret Tsunami

Ilustrasi situasi Tonga. (Satellite image ©2022 Maxar Technologies via AP)

RIAULINK.COM - Seorang pria bernama Lisala Folau berenang sekitar 27 jam setelah terseret tsunami Tonga pada akhir pekan lalu. Karena aksinya ini, Folau dielu-elukan sebagai "Aquaman di kehidupan nyata."

Dalam wawancara dengan media lokal, Broadcom Broadcasting, Folau mengaku tersapu gelombang air laut saat tsunami menerjang pulau tempat tinggalnya pada Sabtu (16/1) sekitar pukul 19.00 waktu setempat.

Folau bercerita, saat tsunami menerjang, ia sedang menggambar di rumahnya di pulau kecil terisolasi yang hanya berpopulasi sekitar 60 orang, Atata.

Saudara laki-lakinya tiba-tiba memperingatkan ancaman tsunami. Tak lama setelah itu, gelombang air laut mencapai ruang tamunya.

Folau memanjat pohon agar tak tenggelam, tetapi ia diterpa gelombang tsunami lagi. Ia juga mengatakan, dirinya sebenarnya cacat dan tak bisa berjalan dengan baik.

"Saya terombang-ambing di ambang ombak besar yang terus datang," katanya, seperti dikutip Reuters.

Ia mengaku berhasil berenang sejauh 7,5 kilometer hingga sampai ke Pulau Tongatapu. Ia mencapai pantai 27 jam setelah tersapu tsunami, sekitar pukul 22.00 pada Minggu (17/1).

Reuters tidak bisa mengontak Folau untuk memverifikasi kejadian ini.

Namun, kisah Folau sudah viral di grup Facebook warga Tonga dan media sosial lain.

"Aquaman dunia nyata," kata seorang warganet di Facebook, mengacu pada karakter komik dan film Marvel.

Warganet lainnya juga menuliskan, "Dia adalah legenda."

Pulau Atata, yang berjarak sekitar 8 kilometer dari Ibu Kota Tonga, Nuku'alofa, hampir tersapu bersih oleh tsunami. Angkatan Laut Tonga juga masih melakukan survei di beberapa pulau kecil lain dan mengevakuasi masyarakat ke pulau utama.

Erupsi gunung bawah laut Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada Sabtu lalu menewaskan setidaknya tiga orang. Erupsi ini juga memicu tsunami yang menyapu seluruh pelosok kepulauan, menghancurkan desa, resor, dan berbagai bangunan.

Bencana ini juga memutus komunikasi antara Tonga dengan dunia luar.