Sosial

Gubri Bantu Guru Disabilitas di Pekanbaru 

PEKANBARU, RIAULINK.COM - Asdilita Okta Gumaningrum, ia adalah guru penyandang disabilitas yang gigih mengajar di MTs Negeri 1 Andalan, di Kota Pekanbaru, Riau. Sejak lahir 30 tahun silam Lita mengalami gangguan pada kaki kirinya.

Untuk membantu proses belajar mengajar, Lita memanfaatkan kaki sambung terbuat dari stainless steel. 

Kendati demikian, semangatnya untuk mencerdaskan generasi bangsa tidak surut begitu saja. Lita mulai berprofesi sebagai guru PNS Kementerian Agama RI sejak bulan Maret 2019 lalu. Dari awal karirnya ia langsung ditempatkan di sekolah tersebut. 

Jadi guru PNS ia raih setelah melewati serangkaian tes CPNS tahun 2018. Putri bungsu pasangan Marwa Atun dan Suwito Hadi itu, mulus melaju sampai seleksi akhir dan dinyatakan lulus pada bulan Maret 2019, menjadi tenaga pendidik di MTsN I Andalan.

Anak bungsu dari 5 bersaudara ini dapat tempat mengajar di MTsN I Andalan. Tak hanya itu, Lita sempat ditugaskan untuk mengisi kekosongan guru Fisika di MTs Muara Fajar, Pekanbaru.

"Sejak 2020 saya mengajar di MTsN I. Apa yang saya dapatkan adalah anugrah dari Allah SWT, saya lulus dari seleksi khusus dan menjadi seorang guru," katanya.

Bagi Alumni MIPA jurusan Fisika di Unri tahun 2015 ini, profesi menjadi seorang guru disabilitas, tidak berbeda dengan guru lainnya. Meski ia menggunakan kaki palsu sebagai alat bantu kaki kirinya, Lita tetap gigih memberikan ilmu untuk murid-muridnya. 

Kerja ikhlas dibarengi doa selalu ia terapkan ketika ia mengajar murid-muridnya.  Meski ada kendala pada alat bantu kaki yang dipakainya. Keterbatasan fisik yang dialaminya ini, bukan menjadi hambatan baginya. Lita menggunakan sepeda motor matic untuk berangkat dan pulang bekerja. 

Dari rumahnya di Umban Sari, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru menuju tempat ia mengajar, jarak tempuhnya 12 kilometer. 

Kisah inspiratif Lisa, sebagai pahalawan tanpa tanda jasa pada Hari Guru, Kamis, 25 November 2021 ini, diangkat siswa MTsN I lewat video pendek. Siswa Lita pun menceritakan perjuanganya menjadi guru disabilitas yang penuh inspirasi hingga cerita itu sempat viral dan sampai ke telinga Gubernur, Syamsuar.

Pada Rabu (24/11) kemarin, atas bantuan Gubernur Riau, Lita mendapatkan alat bantu kaki baru. Ia diundang datang ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru, untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis di Rumah Sakit tersebut. 

"Iya kemarin saya sudah datang ke RSUD Arifin Achmad. Di sana konsultasi dan melakukan sejumlah pemeriksaan," ujar Lita, ketika diwawancara, Kamis (25/11) di MTsN 1 Pekanbaru. 

Pemeriksaan selanjutnya, imbuh Lita, ia akan melakukan pengukuran kaki. Kemudian, pemasangan kaki palsu dan pemeriksaan kenyamanan alat bantu kaki, setelah ia pakai. 

Menurut penjelasan dokter,  Lita mengaku, kaki palsu bantuan gubernur itu, pemakaiannya akan lebih nyaman dibandingkan alat bantu kaki yang ia pakai saat ini. Lantaran alat bantu kaki baru yang akan ia pakai lebih mirip dengan kaki manusia. 

"Alat bantu kaki yang akan dibantu gubernur jenisnya lebih bagus. Mirip dengan kaki manusia. Jadi lebih nyaman dan membuat saya tambah percaya diri. Tapi harus dipesan dulu, sesuai ukuran kaki saya. Proses pemasangan alatnya secara manual, tanpa melalui operasi, dari pangkal paha hingga bawah," ucap Lita. 

"Insya Allah dengan adanya alat kaki yang baru, nantinya saya tidak mengalami kesulitan lagi ketika menjalani aktivitas, sesuai profesi saya sebagai guru. Sehingga bisa tetap bekerja profesional meskipun ada keterbatasan," imbuh Lita.

Diakui Lita, bahwa keterbatasan fisik membatasi geraknya, tetapi tak membatasi mimpi, kehidupan dan cita-citanya. 

"Apalagi saya biasa terdidik tanpa begantung pada orang lain, intinya ada niat pasti kita bisa," kata Lita.

Mewakili guru-guru disabilitas lainnya, Lita mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Riau, Syamsuar, karena telah memberikan perhatian khusus. 

"Ini bantuan yang tak pernah saya kira. Karena alat bantu kaki ini 'separuh nyawa' saya," sebut Lita. 

Sementara, siswa Lita, Raja Maylahana mengatakan banyak siswa dekat dengan Lita. Bahkan mereka memanggil Lita dengan julukan 'Bunda Lita'.

"Bunda Lita menginspirasi kami, tentunya kami siswa lebih giat lagi. Sosok bunda Lita ini sangat menginspirasi kami di Hari Guru ini, semangatnya, cara mengajarnya patut kami jadikan panutan," katanya.

Atas video pendeknya, Maylahana bersama teman sekelasnya kini menjadi juara lomba video pendek di Hari Guru. Mereka meraih juara I dengan tema "Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan".