Ekonomi

Berkah Pedagang Masker di Dumai Selama Pandemi 

Keterangan foto : Lukman, pedagang masker medis di pinggir jalan

DUMAI, RIAULINK.COM - Salah satu tindakan mengurangi penyebaran Covid-19 adalah dengan memakai masker. Masker diketahui mampu mengurangi risiko penyebaran Virus Corona hingga 80 persen yang dibarengi dengan pelaksanaan vaksinasi untuk mencegah penambahan jumlah kematian.

Pemakaian masker salah satu anjuran ketat yang disampaikan pemerintah kepada warganya dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19.

Meskipun dampak perekonomian sempat melemah akibat wabah mematikan ini, namun bagi sebagian masyarakat hal ini dijadikan peluang untuk memulihkan kehidupan terutama bagi pedagang masker dari tahun 2020 lalu hingga saat ini.

Khusus di tahun 2020 lalu,  kebutuhan warga akan masker kala itu sangat tinggi pasalnya sangat minim kebutuhan masker medis. Karena banyak digunakan oleh para nakes sebagai garda terdepan membantu menyembuhkan pasien yang positif terpapar virus tersebut, makanya banyak pedagang masker kain bermunculan.

Mulai dari Pemerintah Kota Dumai, perusahaan dan organisasi memberdayakan ibu-ibu produktif  untuk menyediakan masker kain.  Mulai dari pelaku UMKM hingga para warga binaan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II B perempuan juga diberdayakan membuat masker kain. 

Beribu-ribu masker kain diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Ada yang dibagikan kepada masyarakat pengguna jalan, ada pula yang dijual. 

Tak sedikit pula keuntungan yang didapat, salah satunya cerita Nani Lusita kepada riaulink.com di kediamannya, Jalan Listrik, Kelurahan Ratu Sima, Kecamatan Dumai Selatan.

Selain menjahit pakaian, dirinya juga menciptakan inovasi dengan membuat masker kain.

"Di masa sulit sebelumnya, orderan menjahit baju malah tidak ada, tapi masker jahitan saya yang banyak diorder para pedagang masker jalan dengan berbagai variasi. Tak itu saja masker saya juga diorder oleh warga lainnya,"kenang dia kala itu.

Disampaikannya, masker yang diproduksinya lebih banyak diperuntukkan kepada wanita yang berhijab. 

"Alhamdulillah di tengah kondisi susah saat itu, saya mendapat rezeki yang luar biasa. Keuntungan bahkan mencapai Rp4 juta per bulan,"kenang dia.

Namun demikian, ia tak menampik jika pandemi ini segera berakhir. Sebab ia terpaksa harus berjauhan dengan sang suami yang bekerja di Negeri Jiran. 

"Memang waktu itu, suami saya kan belum bisa pulang akibat akses pintu masuk ke Indonesia sempat ditutup, bersyukurnya sekarang suaminya sudah kembali ke Dumai,"katanya lagi.

Diterangkan dia, selama memproduksi masker dirinya tetap menjaga kebersihan, dan tetap memperhatikan protokol kesehatannya.

"Bahkan saya menganjurkan pembeli sebaiknya mencuci dulu masker yang saya jahit sebelum mereka memakainya,”timpalnya demikian.

Namun seiringnya waktu berjalan, kebutuhan masker kain kian tergusur dengan masker medis yang sudah terpenuhi, terutama di tahun 2021 ini.

Banyak pedagang masker kain pun yang beralih menjual masker medis. Pedagang masker medis banyak terlihat di sejumlah jalan protokol di Kota Dumai terutama di Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Dumai Kota.

Hal ini pula dikisahkan oleh Lukman. Pria 40 tahun itu menjual  berbagai jenis masker medis biasa, masker hijab, masker duckbill, masker KF94, masker KN95 dan lainnya.

Masker tersebut, sebagian ada  dijualnya per box, maupun per bungkusnya isi lima bahkan 10 lembar masker. 

Menurut dia, menjual masker salah satu cara agar asap dapur rumah tetap mengepul dan menghidupi biaya sekolah ketiga anaknya.

Untuk per kotak, Lukman menjelaskan menjual dengan harga Rp20 ribu sampai Rp50 ribu tergantung jenis maskernya.

"Termasuk per pcs-nya yang isi lima atau sepuluh saya hargai dengan nilai Rp12 ribu sampai Rp25 ribu,"ungkapnya.

"Ini harus saya lakukan meskipun terkadang cuaca tidak mendukung, di kala hujan saya harus mengungsikan dagangan (masker) supaya tidak rusak. Begitu di hari panas terik saya harus bertahan di pinggir jalan, dengan harapan masyarakat tetap membeli masker saya,"papar pria warga Kelurahan Jaya Mukti, Kecamatan Dumai Timur ini.

Walaupun menjual masker, ia pun tak lalai melaksanakan protokol kesehatan. Dia tak terlihat melepaskan masker dari mulut dan hidungnya.

”Kita kan jualan gak tau siapa yang membeli, jadi buat waspada makanya masker yang kita pakai juga jangan sampai lepas. Tetap prokes saya, dan masker ini pun bisa dicek terlebih dahulu sebelum dibeli dan semuanya masih segel baru,"ungkapnya.

"Saya juga berharap agar pandemi ini segera berakhir. Karena pandemi saya terpaksa dirumahkan dari pekerjaan saya dan begitu sulitnya cari pekerjaan. Namun tetap saya syukuri, ada hikmah yang saya dapatkan. Alhamdulillah..kebutuhan di rumah pun terpenuhi,"tutup dia.