Metropolis

Gerakan Satu Hati, Inovasi TP PKK Entaskan Stunting di Inhil

INHIL, RIAULINK.COM - Gerakan Satu Hati (GSH) diharapkan mampu menekan angka Stunting di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil)

Gerakan Satu Hati merupakan inovasi yang digerakkan oleh TP PKK Kabupaten Inragiri hilir untuk mengentaskan Stunting.

Berdasarkan data, Inhil merupakan salah satu kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak di Propinsi Riau, yaitu mencapai 652.342 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 52 jiwa/km2.

Dengan sumber daya manusia tersebut seharusnya dapat menjadi modal dasar pembangunan daerah. Sayangnya, ancaman stunting dan gizi buruk juga masih mengintai. Pada Februari 2021, tercatat sebanyak 1.266 atau 3.75 persen balita stunting.

Pengentasan stunting menjadi tanggung jawab semua pihak, tidak hanya pemerintah namun juga seluruh elemen masyarakat. Terlebih, dimasa pandemi Covid 19, di mana sebagian besar anggaran dialokasikan untuk memutus mata rantai Covid 19. Meski demikian, penanganan stunting tetap menjadi prioritas, mengingat hal ini berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia dan masa depan bangsa.

Oleh karena itu, dalam rangka pengentasan stunting di masa pandemi, TP PKK Kabupaten Indragiri Hilir berinovasi melakukan Gerakan Satu Hati (GSH) Jilid 2, sebagai upaya bersama pengentasan stunting.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa GSH Jilid 1 digelar pada bulan februari 2020, dimana GSH pada saat itu digelar untuk mengetahui jumlah reall angka stunting di Inhil dengan cara melakukan penimbangan balita serentak, Sapta Desa (Sarapan Tambahan Anak di Desa), Pemberian Vitamin A, Imunisasi Lengkap, Pemeriksaan Ibu Hamil dan Ibu Menyusui serta KB (Keluarga Berencana).

Berdiri sebagai organisasi kemasyarakatan yang juga adalah mitra pemerintah, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) berinisiatif untuk kembali menggalakan Gerakan Satu Hati dengan sebutan Gerakan Satu Hati Jilid 2.

Menurut Ketua TP PKK Kabupaten Indragiri Hilir, Hj Zulaikha Wardan, Gerakan Satu Hati merupakan perwujudan dari 10 program pokok TP PKK di bidang kesehatan, tepatnya pada Kelompok Kerja (Pokja) IV (Empat).

Zulaikha yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Tim Pelaksana Gerakan Satu Hati mengungkapkan, Gerakan Satu Hati Jilid 2  berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan gizi dalam bentuk penyaluran produk nutrisi yang diperoleh melalui donasi yang dikumpulkan oleh Tim Pelaksana Gerakan Satu Hati.

"Kami merangkul berbagai pihak, seperti PNS, perbankan, perusahaan, perorangan dan pihak lainnya yang tidak mengikat. Kami membuka donasi. Setelah terkumpul, dana hasil donasi itu dipergunakan untuk membeli susu khusus bagi balita penderita gizi buruk dan gizi kurang untuk kemudian disalurkan," papar Zulaikha dalam wawanacara khusus belum lama ini.

Zulaikha memaparkan, susu khusus ini diberikan bagi seorang balita gizi buruk dalam durasi 3 bulan. Sementara, susu bagi balita gizi kurang akan diberikan dalam durasi 1,5 bulan. Terdapat 2 jenis susu yang masing-masing diperuntukkan bagi balita gizi buruk dan gizi kurang.

Zulaikha mengungkapkan, pihaknya mencatat ada 19 balita penderita gizi buruk dan 588 balita gizi kurang pada akhir Februari 2021. Dari kurun waktu Februari hingga Agustus, diungkapkan Zulaikha, prevalensi balita gizi buruk dan gizi kurang menurun, masing-masing 17 balita gizi buruk dan 368 balita gizi kurang. 

"Jumlah balita inilah yang menjadi sasaran kita dan akan kita berikan susu khusus itu guna menstimulus pertumbuhan atau memperbaiki asupan gizi mereka," Sebut Zulaikha.

Lebih lanjut, Zulaikha menjelaskan, ada beberapa faktor penyebab utama stunting di Kabupaten Indragiri Hilir. Kondisi ekonomi menjadi salah satu faktor yang berperan penting.

"Masih banyak masyarakat kita yang status ekonominya di bawah. Selain itu, faktor pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang pentingnya asupan gizi cukup dan seimbang. Ada yang memberikan anaknya susu kental manis, ini kan tidak boleh sebenarnya," jelas Zulaikha.

Saat ini, Zulaikha mengatakan, TP PKK Kabupaten Indragiri Hilir juga telah menggerakkan jejaring TP PKK di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan untuk menyisir dan menginventarisasi balita penderita gizi buruk dan gizi kurang.

"Maksudnya, agar bisa diberikan bantuan dan perhatian terhadap balita tersebut. Sehingga, gizi buruk dan gizi kurang yang diderita bisa tertangani serta tidak berlanjut menjadi kronis atau stunting dengan koordinasi yang cepat," kata Zulaikha.

Sejauh ini, Zulaikha mengatakan, partisipasi berbagai pihak telah mampu mendorong pelaksanaan Gerakan Satu Hati jilid 2. Begitu pula dengan pihak Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir yang senantiasa memberikan dukungan moril demi kesuksesan Gerakan Satu Hati jilid 2 ini. 

"Alhamdulillah, animo masyarakat untuk turut serta dalam pengentasan stunting cukup tinggi. Dibuktikan dengan cukup banyaknya pihak yang memberikan donasi ke rekening khusus Gerakan Satu Hati," ungkap Zulaikha.

Zulaikha menilai, pengentasan stunting tidak hanya difokuskan pada balita. Namun juga para ibu hamil. Di samping itu, pengentasan stunting juga harus dibarengi dengan upaya pengentasan kemiskinan dan adanya jaminan sosial.

Zulaikha menargetkan, penyelesaian masalah gizi buruk dan gizi kurang sebagai upaya pengentasan stunting pada Desember 2021. Kendati demikian, Zulaikha berharap, upaya pengentasan stunting dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.

"Kemungkinan ke depan munculnya balita gizi buruk dan gizi kurang masih ada. Kami berharap juga semua pihak dapat tetap mendukung upaya pengentasan stunting demi masa depan bangsa, masa depan generasi penerus kita," ujar Zulaikha. (Jb)