Metropolis

Sultan Siak Tercatat Dalam Sejarah Berikan Sumbangan Kepada Indonesia di Awal Kemerdekaan

PEKANBARU, RIAULINK.COM - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengatakan bahwa Negara Indonesia ini merupakan negara yang besar, karena lahir dari Kerajaan dan Kesultanan Nusantara yang telah memiliki Peradaban yang unggul. 

Para Raja dan Sultan Nusantara juga secara langsung turut membentuk lahirnya negara ini melalui dukungan mereka kepada para pendiri bangsa saat itu. Tercatat dalam sejarah, bagaimana para Sultan dan Raja Nusantara memberikan sumbangan mereka kepada Indonesia di awal Kemerdekaan.

"Salah satunya sumbangan uang 13 juta Gulden dari Sultan Siak dan Pesawat Kepresidenan serta Emas Monas dari tokoh dan rakyat Aceh," kata AA LaNyalla Mahmud Mattalitti saat sidang tahunan MPR RI tahun 2021, Senin (16/8/2021).

Demikian juga sumbangsih para tokoh pejuang kemerdekaan, yang terdiri dari tokoh pergerakan, militer, ulama dan agamawan, hingga kaum terdidik dan cendekiawan yang telah menyumbangkan pikiran jernih mereka dalam Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam menyiapkan kemerdekaan Indonesia. 

"Yang kemudian menghasilkan karya agung bangsa ini, yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945," ujarnya

Oleh karena itu, lanjutnya, tidak mengherankan bila Presiden Soekarno mengingatkan kita semua agar jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Karena sejarah bangsa ini tangguh dan kita mewarisi negara besar. Negara yang seharusnya mampu memakmurkan rakyatnya dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena Indonesia adalah bangsa yang dicita-citakan sebagai negara kesejahteraan yang beragama. 

Dalam konstitusi di Pasal 29 Ayat (1) disebutkan bahwa Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Sehingga konsekuensinya, dalam mengatur kehidupan rakyatnya, negara harus berpegang pada kosmologi dan spirit Ketuhanan. Sehingga kebijakan yang dibuat perlu diletakkan dalam kerangka etis dan moral agama. Termasuk menjauhi dan menghindari perilaku koruptif.

"Sehingga tidak heran bila semua pejabat dan pemangku kekuasaan disumpah dengan menyebut nama Tuhan sesuai agamanya," terang LaNyalla.

Ia pun mengajak seluruh masyarakat untuk melihat dan merasakan suasana kebatinan para pendiri bangsa ini, yang telah merumuskan tujuan hakiki dari lahirnya bangsa ini, seperti termaktub dalam Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Dengan bertanya kepada diri sendiri apakah perjalanan bangsa ini semakin menuju cita-cita para pendiri bangsa.