Peristiwa

Jubir Covid-19 Riau : Rata-rata yang Meninggal Belum Divaksin

PEKANBARU, RIAULINK.COM - Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Riau, dr Indra Yovi mengatakan, kasus kematian di Riau beberapa hari ini mengalami peningkatan akibat banyaknya jumlah kasus baru. 

"Kasus kematian kita banyak, ini karena  pasien yang datang ke rumah sakit kasusnya banyak berat. Jadi datang ke rumah sakit itu kondisinya sudah berat," kata Indra Yovi, Sabtu (31/7/2021). 

Yovi mengatakan, pasien yang meninggal dunia akibar COVID-19 di Riau rata-rata orang tua yang umurnya diatas 50 tahun keatas. 

"Dan yang meninggal rata-rata belum divaksin. Jadi pentingnya vaksin itu meningkatkan kekebalan terhadap kemungkinan terkena Covid-19 yang berat. Kalau sudah divaksin jika kena COVID-19 kondisinya yang ringan dan sedang saja," ungkapnya. 

"Kalau sekarang kasus kematian diatas 40 orang, maka dalam satu jam hampir satu atau dua orang meninggal. Sebulan lalu saya bilanh setiap tiga jam ada satu pasien meninggal. Sekarang menurun, setiap satu jam ada satu sampai dua pasien meninggal," sambungnya. 

Masih kata Indra Yovi, tingginya angka kematian juga disebabkan tingginya jumlah kasus. Sedangkan tingginya kasus akibat menurunnya disiplin masyarakat menerapkan protokol kesehatan.

"Kalau semakin banyak jumlah positif pasti banyak pasien meninggal. Itu rumusan pasti. Kalau mau menurunkan angka kematian ya harus diturunkan angka hariannya dengan cara meningkatkan protokol kesehatan. Bukan testingnya yang dikurang, itu tak boleh," ujarnya. 

"Sekarang testing kita sudah melebihi standar WHO, bisa 4.000 lebih sampel perhari, kemarin ada sampai 5.000 sampel. Kalau secara rillnya bisa 5.000 sampel perhari jika digabung dengan rapid antigen," tandasnya.

Untuk diketahui, saat ini angka kematian pasien Covid-19 di Riau beberapa hari ini diatas 40 orang. Seperti hari ini terdapat 43 pasien yang dinyatakan meninggal dunia. (MCR)