Internasional

Tunisia Rusuh Usai Presiden Saied Dituding Lakukan Kudeta

Demo penanganan Covid-19 rusuh, Presiden Tunisia pecat PM. (AFP/FETHI BELAID)

RIAULINK.COM - Bentrokan antar-pengunjuk rasa meletus di depan gedung parlemen Tunisia pada Senin (26/7), sehari setelah Presiden Kais Saied memecat Perdana Menteri Hichem Mechichi dan membubarkan parlemen.

Militer Tunisia memblokade gedung parlemen di Ibu Kota Tunis sejak Senin pagi dan melarang pegawai pemerintah memasuki gedung parlemen.

Ratusan pendukung Saied dan partai terbesar dalam koalisi pemerintahan, Ennahdha, sama-sama menggelar unjuk rasa di depan gedung parlemen. Aksi saling hina, saling dorong dan lempar botol pun terjadi antara kedua kubu.

Reuters melaporkan para pendukung Sied melempar tembakan dan batu ke arah pendukung Ennahdha yang melakukan aksi demo dengan duduk di depan gerbang parlemen.

Presiden Saied memecat Mechichi yang menjabat PM sejak 2020 lalu dan memerintahkan penangguhan parlemen selama 30 hari ke depan karena dinilai tak becus menangani pandemi virus corona.

Saied mengatakan dia akan mengambil alih kekuasaan eksekutif "dengan bantuan" pemerintah, yang kepala pemerintahannya pun ditunjuk oleh presiden sendiri.

Pengumuman presiden itu memicu luapan kegembiraan dan rasa lega para pendukungnya. Kerumunan besar turun ke jalanan-jalan ibu kota dan kota besar lainnya pada Minggu (25/7) untuk merayakan sambil mengibarkan bendera nasional.

Klakson kendaraan juga terdengar sepanjang malam dan kembang api menerangi langit Tunis.

"Akhirnya beberapa keputusan yang bagus!" kata seorang pengunjuk rasa di Tunis, Maher.

Langkah dramatis Presiden Saied ini dilakukan meski konstitusi Tunisia menerapkan sistem demokrasi parlementer yang sebagian besar membatasi kekuasaan presiden soal isu keamanan dan diplomasi.

Dalam konstitusi Tunisia, presiden merupakan kepala negara sementara perdana menteri duduk sebagai kepala pemerintahan.

Ennahdha mengecam langkah Saied dan menyebut langkah presiden sebagai "kudeta terhadap revolusi dan melawan konstitusi."

Melalui pernyataan yang diunggah di Facebook, Ennahdha memperingatkan bahwa para anggotanya "akan membela revolusi".

Sebelum pemecatan Mechichi dan pembubaran parlemen, ribuan warga telah berdemo di beberapa kota memprotes kinerja Ennahdha karena kegagalan mereka menangani pandemi Covid-19.

Seorang pejabat senior Ennahda kepada AFP menuduh protes tersebut merupakan rancangan Saied.

Sejak Saied terpilih sebagai presiden pada 2019, ia terus berselisih dengan Mechichi dan Ghannouchi yang merupakan ketua parlemen Tunisia.

Persaingan ketiganya telah menghalangi penunjukan menteri kabinet dan mengalihkan segala isu prioritas mulai dari ekonomi hingga sosial untuk ditangani.