Peran Penting Kepemimpinan Menjamin Mutu Lembaga Sekolah
.jpeg)
Pendidikan itu benih harapan, JIka masyarakat dilanda kekacauan, keterpurukan, ketindasan, dan tak tahu kunci jawaban membebaskannya, jurus pamungkasnnya adalah pendidikan.
Setiap 2 Mei kita memperingati Hari Pendidikan Nasional berlandaskan hari lahir tokoh pendidikan Raden Mas Soewardi Soerjoningrat (Ki Hajar Dewantara). Sosoknya melambangkan pendidikan sebagai benih harapan untuk pembebasan, kepribadian, dan kepemimpinan. Ketika diskriminasi sistem pendidikan colonial menyumbat kesempatan bersekolah bagi rakyat jelata, Ki Hadjar mendirikan sekolah alternative secara berdikari sebagai titian pembebasan.
Hanya sistem persekolahan yang berkarakter yang dapat menumbuhkan anak didik yang berkarakter. Sekolah hanya mengendalikan daya beli atau tumbuh dengan berbagai program dan materi pembelajaran proyek kementerian malahirkan anak didik sebagai komodotas. Nilainya tak lebih seperti emas sepuhan. Gemerlap dari luar, tetapi penuh kepalsuan dibagian dalamnya.
Kunci keberhasilan pendidikan bukanlah fasilitas dan formalitas melainkan tekad. Maka perlu adanya kecintaan, dan menumbuhkan karakter kepemimpinan. “di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan”.
Sebuah lembaga pendidikan yaitu sekolah merupakan sebuah penentu keberhasilan pendidikan serta wadah untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sekolah dikatakan berhasil, jika telah mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Tujuan tersebut telah ditentukan pada manajemen sekolah tergantung dengan kondisi dan tuntutan sebuah sekolah itu sendiri. Dalam menentukan tujuan sebuah sekolah, tentu ada pihak yang berperan penting untuk menjamin keberhasilannya yaitu kepala sekolah. Keberhasilan tujuan sebuah sekolah juga tidak akan berhasil tanpa bantuan guru, komite, orang tua murid serta masyarakat setempat.
Walaupun bantuan dari beberapa pihak tetap kepala sekolah yang harus mengambil segala keputusan dan kebijakan jika ditemukan hambatan dan kekurangan dalam mencapai tujuan sekolah.
Kepala sekolah adalah pemimpin tertinggi di sekolah yang memegang peranan penting sebagai penentu dan pengambil kebijakan tertinggi di sekolah, sebab kepemimpinan kepala sekolah dapat dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dn pihak lain yang terkait untuk bekerja berperan serta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (depdikbud, 1999)
Kepala sekolah dalam kepemimpinannya harus memiliki bekal yang cukup matang untuk memimpin bawahannya, memiliki wibawa yang kuat, memiliki loyalitas yang cukup baik, memiliki pemahaman yang luas tentang cara memimpin yang baik serta tegas dalam pengambilan berbagai keputusan.
Untuk hal tersebut, maka sebelum kepala sekolah dilantik menjadi pemimpin disebuah sekolah perlu diadakan pelatihan kepemimpinan untuk bekal menjadi pimpinan yang baik. Kepala sekolah memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda disetiap kepemimpinannya, ada yang otoriter, ada yang loyal, ada yang cuek dan sebagainya.
Gaya kemimpinan kepala sekolah tersebut dapat berpengaruh terhadap kinerja bawahan serta sekolah yang dipimpinnya, maka dari itu kepala sekolah harus dapat menyesuaikan gaya kemimpinannya dengan melihat bawahan serta lingkungan sekolahnya, agar hal ini tidak mengganggu keberhasilan dari tujuan sebuah lembaga sekolah.
Berbicara mengenai pemberian bekal kepemimpinan kepada setiap calon kepala sekolah, tampaknya di Indonesia tidak menganggap penting hal tersebut, terbukti dengan diangkatnya kepala sekolah hanya berdasarkan pangkat dan golongannya bukan berdasarkan kinerjanya yang baik dan hasil survey yang mendalam mengenai kepemimpinan calon kepala sekolah tersebut. Sehingga banyak di Indonesia kepala sekolah yang tidak memiliki misi dan visi yang baik untuk keberhasilan sekolah, cenderung lebih mementingkan kepentingan pribadi ketimbang sekolah yang dipimpinya.
Banyak sekali kepala sekolah yang belum berhasil memimpin sekolahnya karena bekerja dengan keterpaksaan bukan berdasarkan hati nurani, menganggap pekerjaannya sebuah beban bukan kewajiban.
Hal di atas tentu tidak seluruh lembaga sekolah memiliki kepemimpinan seperti itu, tidak jarang juga kepala sekolah banyak yang memilki kualitas yang baik, yang mewakili sebuah daerahnya menjadi kepala sekolah yang berprestasi dan unggul dalam menciptakan mutu pendidikan yang baik, melahirkan siswa yang unggulan serta guru yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing.
Kemampuan kemempinan kepala sekolah terdiri dari : perencanaan, pengorganisasian, perngkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan. Seperti yang dikutip dari (Bafadal, 1992) mengatakan bahwa kepala sekolah sebagai supervisor harus memilki tiga keterampilan dasar yaitu : (1) keterampilan konsep adalah keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasil; (2) keterampilan hubungan manusiawi adalah keterampilan untuk bekerjasama, memotivasi dan memimpin; (3) keterampilan teknik adalah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Kemampuan keterampilan di atas masih banyak belum dimiliki oleh kepala sekolah di Indonesia. Terutama keterampilan manusiawi baik dengan bawahan dalam hal ini guru dan staf lainya maupun komite, orang tua siswa dan masyarakat setempat. Sehingga sekolah kurang disukai dan diminati oleh masyarakat untuk menjadi wadah mendidik anak mereka dengan alasan kepala sekolah yang buruk dalam kinerja dan dalam berhubungan dengan masyarakat. Mengapa kepala sekolah belum menguasai keterampilan manusiawi dikarenakan kurangnya pengetahuan mengenai kepemimpinan.
Bekerjasama yang baik dengan seluruh guru dan staf sekolah tentu hal yang sangat penting, hal ini dapat menunjang mutu pendidikan menjadi lebih baik. Untuk bekerjasama tersebut kepala sekolah tentu harus memiliki metode dan teknik yang khusus. Dapat juga dengan cara meperlakukan seluruh bawahan dengan adil tanpa membedakan, berusaha menjadi seorang yang dapat menjadi panutan bagi bawahannya dengan mengambil keputusan yang bijak dengan banyak pertimbangan serta menunjang keberhasilan sekolah. Tentu hal ini dapat menjadikan bawahan senang untuk bekerjasama dengan kepala sekolah. Jika bawahan dapat bekerjasama dengan atasan maka hal tersebut dapat menunjang kinerja guru dalam memberikan ilmunya kepada siswa di sekolah, begitu halnnya juga dengan staf sekolah lainnya seperti TU, petugas keberhasilan, petugas perpustakaan dan lainnya. Kepala sekolah harus memperhatikan kebutuhan bawahannya agar dapat memimpin dengan baik.
Pemberian motivasi, tentu berdampak cukup baik dalam memimpin. Hal ini dikarenakan motivasi merupakan pembangkit semangat dalam menunjang kinerja guru. Dalam upaya menggerakkan dan memotivasi orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan, seorang pemimpin melakukan dalam beberapa cara. Cara yang ia lakuakn merupakan pencerminan sikap serta gambaran tentang tipe (bentuk) kepemimpinan yang dijalankannya.
Dalam organisasi pendidikan yang menjadi pemimpin pendidikan adalah kepala sekolah. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah memiliki sejumlah tugas dan tanggung jawab yang cukup berat. Untuk bisa menjalankan fungsinya secara optimal, kepala sekolah perlu menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat.
Ada banyak teori gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan kepala sekolah. Bila ditelaah dari perkembangan teori, ada banyak teori kepemimpinan yang bisa ditelaah untuk mengkaji masalah kepemimpinan. Teori kepemimpinan yang pertama-tama dikembangkan adalah teori sifat atau trait theory. Pada dasarnya teori sifat memandang bahwa keefektifan kepemimpinan itu bertolak dari sifat-sifat atau karakter yang dimiliki seseorang. Keberhasilan kepe-mimpinan itu sebagian besar ditentukan oleh sifat-sifat kepribadian tertentu, misalnya harga diri, prakarsa, kecerdasan, kelancaran berbahasa, kreatifitas termasuk ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang. Pemimpin dikatakan efektif bila memiliki sifat-sifat kepribadian yang baik. Sebaliknya, pemimpin dikatakan tidak efektif bila tidak menunjukkan sifat-sifat kepribadian yang baik.
Pada dasarnya kepala sekolah dalam pemimpinannya, pertama perlu mendapatkan pelatihan khusus tentang kepemimpinan sebelum menjadi kepala sekolah, dalam hal ini pemerintahlah yang harus memperhatikan agar keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin dapat merata di seluruh Indonesia. Selain itu kepala sekolah harus dapat menetapkan tujuan yang tepat untuk sekolahnya yang dapat menunjang keberhasilan sekolah.
Kepala sekolah yang baik harus dapat bekerjasama dengan semua pihak sekolah baik di dalam maupun di luar sekolah. Bekerjasama dengan cara menjadi panutan yang baik bagi bawahannya dengan menerapkan gaya kepemimpinan yang baik yang dapat diterima oleh orang banyak dan menunjukkan loyalitas yang tinggi.
Penulis: Elsa Guslia Meri , Dinda Monika , Annisa Fitriani
(Penulis merupakan mahasiswi semester 6 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Riau)
Tulis Komentar