Ekonomi

Daging Ayam Hingga Telur Menjadi Pemicu Deflasi di Tembilahan

INHIL, RIAULINK.COM - Pada bulan Februari 2021, Kota Tembilahan mengalami Deflasi sebesar 0,10 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,47.

Tingkat inflasi tahun kalender Februari 2021 sebesar 0,20 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Februari 2021 terhadap Februari 2020) sebesar 2,75 persen. Kota Tembilahan pada bulan Februari 2021 mengalami Deflasi sebesar 0,10 persen dengan IHK 106,47

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Inhil, Hartono, S.Si menyebut bahwa Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh menurunnya sebagian indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,91 persen; kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,27 persen,serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,99. 

"Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,19 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,64 persen; serta kelompok transportasi sebesar 0,20 persen. Sementara kelompok lainnya relatif stabil," Sebutnya kepada Riaulink.com, Selasa (02/03/2021).

Lanjutnya, Kepala BPS Inhil menjelaskan bahwa Komoditas yang memberikan andil terjadinya Deflasi di Tembilahan antara lain: daging ayam ras, cabai merah, emas perhiasan, telur ayam ras, beras, petai, jeruk nipis/limau, ketimun, bahan bakar rumah tangga, buncis, telepon seluler, dan komoditas lainnya.

"Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 20 kota mengalami Deflasi dan 4 kota mengalami Inflasi. Deflasi tertinggi di Kota Gunungsitoli sebesar 1,55 persen dan Deflasi terendah di Kota Palembang sebesar 0,08 persen. Sementara Inflasi tertinggi di Kota Metro sebesar 0,29 persen dan Inflasi terendah di Kota Bandar Lampung sebesar 0,12 persen," Jelasnya.

Sebagai informasi, Di Indonesia, dari 90 kota IHK, 34 kota mengalami Deflasi dan 56 kota mengalami Inflasi. Deflasi tertinggi di Kota Gunungsitoli sebesar 1,55 persen dan Deflasi terendah di Kota Tarakan dan Malang masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara Inflasi tertinggi di Kota Mamuju sebesar 1,12 persen dan Inflasi terendah di Kota Tasikmalaya dan Sumenep masing-masing sebesar 0,02 persen. (Jb)