Serambi islam

Siti Aminah : Hikmah Covid-19, Membuat Saya Semakin Dekat dengan Allah

Keterangan foto : saat Wali Kota Dumai, Zulkifli AS melepas kepulangan Siti Aminah sebagai pasien pertama usai menjalani 53 hari perawatan selama dinyatakan positif Covid-19

Sejak hadirnya kasus pandemi Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) di Kota Wuhan, Negara China, tak hanya memberikan rasa ketakutan pada negara lain melainkan juga Indonesia.

Kasus yang mendunia itu mengakibatkan nyawa belasan juta penduduk dunia ikut terenggut.

Bahkan berdasarkan data yang dilansir dari World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia) hingga 25 Oktober 2020 lalu didapati 11,9 juta lebih jiwa nyawa  melayang akibat Virus Corona tersebut  termasuk orang Indonesia.

Di Indonesia sendiri, kasus itu teridentifikasi pertama kali pada tanggal 2 Maret 2020 lalu. 

Dua orang dinyatakan positif oleh Presiden Joko Widodo kala itu, yang merupakan ibu dan anak berusia 64 dan 31 tahun.

Sebelumnya keduanya pernah kontak erat dengan Warga Negara Jepang yang sudah terdeteksi Virus Corona usai meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia kala itu.

Mengetahui hal itu, pemerintah RI pun mencoba melakukan pembatasan pintu masuk di seluruh penerbangan dan pelabuhan internasional karena ditakutkan akan membawa wabah itu lebih banyak lagi.

Karena dari semua pasien terkonfirmasi memang didominasi usai perjalanan  seseorang dari luar negeri.

Pusat juga melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan daerah kabupaten kota di seluruh Indonesia untuk menaikan status Indonesia sebagai siaga darurat non bencana alam.

Seiring berjalannya waktu, kasus Covid-19 di negeri ini terus bertambah, bahkan Virus Corona juga ikutan "nongol" di Kota Dumai. 

Tepatnya pada tanggal 22 Maret 2020 lalu, virus berbahaya tersebut juga ikut bersarang di tubuh seorang wanita paruh baya yang bernama Siti Aminah (62).

Siti Aminah merupakan warga Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat ini rencananya akan menghadiri pesta pernikahan keluarga di Dumai pada 26 Maret 2020.

Kepada riaulink.com, ia mengungkapkannya baru-baru ini melalui sambungan telepon selulernya. Siti Aminah bercerita awal mulanya ia dinyatakan pasien Covid-19 pertama di kota pelabuhan ini.

Awalnya dia tiba di Dumai pada 10 Maret 2020 lalu. Namun dirinya sempat mengalami gejala batuk, pilek dan demam pada lusanya, tanggal 12 Maret.

Ia pun memutuskan untuk berobat ke salah satu klinik swasta di kota industri itu. 

Namun hingga sembilan hari ke depan, kondisi tubuhnya tak jua mengalami perubahan.

Ia sempat curiga akan dirinya yang terpapar Covid-19, kemudian oleh keluarganya, dirinyapun diantar ke Rumah Sakit Pertamina Dumai (RSPD).

"Waktu dicek suhu tubuh, didapati suhu tubuh saya mencapai 38 derajat Celcius. Di hari itu juga saya langsung dirujuk ke RSUD Kota Dumai,"kata Aminah.

Setelah dicek oleh pihak RSUD sembari menjalani rapid test (uji cepat) dirinya dinyatakan positif oleh tenaga medis RSUD. Selanjutnya dirinyapun dinyatakan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).

"Saya pun langsung menjalani isolasi dan karantina di salah satu ruangan khusus di RSUD dengan penjagaan ketat dari pihak rumah sakit,"ungkap dia.

"Ketahuan hasilnya positif, saya juga mengikuti tes PCR (uji usap) di hari yang sama,"ungkap dia memaparkan.

Saat dirawat, ada rasa ketakutan dalam benaknya, ditambah lagi usianya yang sudah lanjut.

 "Jujur saja saya takut terjadi hal yang aneh-aneh dalam hidup saya sembari lima hari menunggu hasilnya keluar,"papar Sayuti.

Selang beberapa hari hasilnya pun keluar, didapati memang positif, hal itu dinyatakan pihak laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kesehatan di Jakarta.

"Ketakutan saya semakin bertambah, terutama mendengar pemberitaan dari media-media, banyak yang meninggal,"ucap dia.

Belum lagi, dia melihat para tenaga medis menggunakan alat pelindung diri (APD) yang lengkap. 

"Melihat mereka (tenaga medis) memakai baju astronot, seolah-olah saya merasa seperti orang yang paling menakutkan,"katanya sembari mengatakan, untuk itu dirinya terus berdoa kepada sang Illahi agar diberikan kesembuhan, disamping mengikuti semua perobatan.

"Dari sakit tersebut, saya juga mendapat hikmah yang besar. Ternyata dengan sakit itu, Allah sangat sayang kepada saya, saya lebih fokus untuk beribadah, selain sholat dan tafakur setiap saat saya membaca Alquran,"papar dia.

Rasa syukur pun tak habis di batinnya, karena selama menjalani perawatan, semua tim medis memperlakukannya dengan cukup baik. 

"Saya betul-betul dilayani dengan baik. Perawat dan dokternya ramah-ramah. Setiap beberapa jam sekali kondisi saya dicek oleh dokter, selain obat-obatan saya juga dikasih sejumlah vitamin terutama vitamin C lengkap dengan makanan yang teratur,"ungkap dia.

"Saya juga mendapat support dari tim medis yang merawat saya sehingga saya yakin bakalan sembuh. Saking mereka (tim medis) baiknya, saya sudah menganggap mereka kayak anak sendiri,"paparnya lagi.

Sebagai pasien pertama, kekhawatiran kembali muncul tatkala dirinya yang tak kunjung sembuh. 53 hari lamanya ia dirawat.

"Saya hampir down (kondisi menurun) saat itu, karena dua bulan saya menjalani perawatan. Bayangkan dari Maret, baru Mei saya keluar dari RS. Setiap diswab masih saja dinyatakan positif. Apa mungkin saya bakalan ga sembuh... Belum lagi rasanya bosan dirawat terus,"terangnya.

"Hingga akhirnya saya dinyatakan sembuh, setelah hasil swab saya dari Biomolukuler RSUD Provinsi Riau keluar dan hasilnya dua kali negatif,"sebut dia sumringah.

Namun di lain kesempatan, rumah keluarganya di Jalan Melati, Kelurahan Dumai Kota, Kecamatan Dumai Kota juga sempat dikarantina dan digaris kuning  Polri. 

Kemudian pihak gugus tugas Covid-19 lakukan penyemprotan disinfektan di rumah keluarganya itu.

"Seluruh keluarga saya juga dilakukan penelurusan kontak dan ikut menjalani rapid test,"sebutnya menimpali.

"Saya kasihan melihat keluarga saya, karena tetangga sempat memandang aneh ke keluarga dan menjauh karena takut tertular juga. Namun alhamdulilah keluarga saya tidak ada yang positif,"terang Siti Aminah.

*Diberi Motivasi Wako Dumai Melalui Video Call*

Sebagaimana diberitakan media ini sebelumnya, selain mendapatkan penanganan yang baik dari tim medis, dirinya juga mendapatkan perhatian dari Wali Kota Dumai, Zulkifli Adnan Singkah.

Orang nomor satu di Kota Dumai itu pernah menghubunginya melalui video call (telepon video) untuk menanyakan kondisinya tepatnya tiga pekan Siti Aminah dirawat, yakni tanggal 15 April 2020 lalu.

Zul AS begitu ia kerap disapa, meminta kepada pasien untuk berfikir positif agar imunitas tubuh membaik.

"Kalau saya lihat kondisi ibu sudah membaik. Mudah-mudahan ibu bisa segera pulih dan secepatnya berkumpul dengan keluarga,"pesan Wali Kota Dumai.

Mantan Camat Dumai Barat ini juga menanyakan bagaimana perawatan tenaga medis di RSUD saat memberikan pelayanan terhadap dirinya? Sayutipun menjawab jika dirinya lebih fokus kepada ibadah di samping pengobatan.

"Alhamdulillah pak, semuanya bagus saya semakin sehat,"sebut SA lagi.

Wali Kota Dumai dua periode ini juga meminta kepada pasien agar memberikan pesan kepada masyarakat supaya bisa terhindar dari Covid-19.

"Pesan saya pak, tetap jaga kesehatan, ikuti anjuran pemerintah, tapi bagaimanapun caranya jika memang bakal terinfeksi kena juga, tapi tetap harus semangat,"sebut SA.

Usai video call, Zul AS mengungkapkan jika kondisi pasien semakin membaik. Biasanya jika dinyatakan sembuh, sang pasien menjalani dua kali swab. Dirinya berharap hasilnya negatif.

Ia juga meminta dukungan dari seluruh masyarakat Dumai agar terus mendoakan kesembuhan bagi pasien.

"Pasien tersebut merupakan saudara kita, jadi mereka harus kita dukung dan dikuatkan. Jangan kita asingkan,”tukasnya.

*Siti Aminah, Pasien dengan Tantangan Terberat*

Di lain kesempatan, dr Fitrach Desfiyanda, salah seorang dokter yang merawat Siti Aminah. 

Dikatakan Fitrach, setiap perawatan setiap pasien berbeda-beda, namun khusus untuk pasien nomor 01 satu ini, ia mengaku cukup kesulitan dan tantangan tersendiri bagi tim medis.

"Karena setelah me jalani perawatan yang cukup lama dan belasan kali menjalani swab hasilnya positif, setelah swab yang terakhir swab sputumnya negatif. Bahkan sampai dua kali melakukannya. Alhamdulillah hasilnya negatif,"ucap Fitrach.

Jadi memang tidak hanya berupa terapi obat saja, namun juga terapi fisik dan memperbaiki mental pasien.

"Apalagi pasien juga usianya sudah lanjut, sebab rata-rata pasien Covid-19 memang sangat renta bagi lansia. Nah itu yang sangat kita khawatirkan. Makanya kita support terus baik itu dari pengobatan maupun kondisi psikis korban,"papar dia lagi.

Setelah dinyatakan sembuh, pasien nomor 01 ini harus menjalani isolasi mandiri terlebih dahulu selama 14 hari ke depan. "Setelah itu dirinya baru diperbolehkan pulang ke daerah asalnya,"tukas dia kala itu.

*Kesembuhannya Disambut Wako Dumai*

Hari Sabtu, 15 Mei 2020 merupakan hari spesial bagi Siti Aminah. Pasalnya di hari itu pula, Siti Aminah sebagai pasien 01 diperbolehkan pulang oleh tim medis dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai.

Bahkan Wali Kota Dumai, Zulkifli Adnan Singkah melepas secara langsung kepulangan Siti Aminah di RSUD Kota Dumai yang turut didampingi oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, Syahrinaldi, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Dumai dr Syaiful serta Direktur RSUD Kota Dumai drg Ridhonaldi.

Tampak berdiri sejumlah tenaga medis di sepanjang koridor hingga ke ruang isolasi tersebut. 

Siti Aminah kala itu memakai baju jeans biru muda dengan memakai masker kuning senada dengan jilbabnya berjalan keluar dengan menggunakan kursi roda yang diantar oleh seorang tenaga medis perempuan menuju pintu masuk utama RSUD Kota Dumai.

Di sepanjang pintu keluar ruang isolasi, dirinya sudah mendapatkan bunga mawar bewarna kuning oleh setiap jajaran tenaga medis yang menyambutnya. Ia juga mendapatkan 

Termasuk ketika ia keluar dari ruang IGD juga diberikan sebuket bunga mawar merah dari Wali Kota Dumai.

Siti Aminah juga terlihat sehat bugar dengan sorot mata yang berbinar sembari menyapa orang yang ikut hadir.

Ia pun terharu karena, karena kepulangannya diberikan sambutan khusus oleh tim dokter dan perawat pasien Covid-19.

Dikatakan Zulkifli, saat mendengar ada sebagian masyarakat dan netizen mengatakan pasien 01 sebagai pasien yang fiktif, ia mengaku sedih dan prihatin.

"Saya heran dan ga habis fikir, ada orang menuduh seperti itu. Dan ini sudah menjurus fitnah, dan mungkin si pasien juga sudah membaca para komentar netizen. Namun kita berharap sang pasien tetap tabah,"ucapnya berharap.

Meskipun perlahan namun pasti, pasien 01 akhirnya dinyatakan sembuh dan bisa berkumpul kembali dengan keluarganya.

"Insyaallah dengan mengikuti anjuran pemerintah yakni protokol kesehatan 4 M, Kota Dumai bisa kembali terbebas dari wabah pandemi ini,"tukasnya. (Kll)