Pendidikan

Dosen Muda Universitas Islam Kuantan Singingi Bertekad Melahirkan Ribuan Petani Milenial

KUANSING, RIAULINK.COM - 'Alam takambang menjadi guru' itu lah salah satu petuah yang selalu menjadi inspirasi bagi wanita muda berlatar belakang pendidikan pertanian yang kini menjadi seorang sosok dosen cerdas berpenampilan menarik, enerjik dengan penuh pesona.

Menjadi pendidik memang bukan sebuah cita-cita, namun seiring berjalannya waktu semakin kesini terasa bahwa giat dalam dunia pertanian menjadi sesuatu yang memiliki peluang  untuk dikembangkan menjadi lebih besar dan menarik. Masih dibutuhkan sosok yang power full untuk menjadi bagian penting meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani Indonesia melalui pendidikan pertanian. Dan alasan inilah yang melatar belakangi beliau untuk menjadi dosen. Bersama pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia dengan melalui lembaga pendidikan tinggi.

Menjadi salah satu Dosen Muda Terbaik di Fakultas Pertanian Universitas Islam Kuantan Singingi, Riau. Wanita muda bernama Deno Okalia, SP, MSi ini mengatakan "Kita sama-sama tau, sebahagian orang  punya pandangan bahwa pertanian adalah pekerjaan yang tidak menjanjikan dimasa depan. Tanpa pendidikan pun nenek moyang kita telah sukses membesarkan anak cucunya hingga sukses. Tanpa sekolah orang bisa jadi petani, trus mengapa anak kita harus disekolahkan tinggi-tinggi kalau ujung-ujungnya cuma petani...!!" Ujarnya mengawali diskusi.
.
"Didepan generasi muda, khususnya mahasiswa-mahasiswi yang menjadi objek pembinaan Kami untuk mencetak ribuan petani millenial, Saya sering mengatakan memang untuk menjadi petani kita tidak perlu sekolah tinggi, namun dengan bersekolah tinggi petani millenial terdidik harus bisa  melampaui kemampuan dan kesuksesan petani-petani yang tidak bersekolah tadi. Contoh sederhana ketika petani biasa membuka lahan dengan cara dibakar, kita petani millenial harus bisa mengolah serasah pembukaan lahan tersebut menjadi kompos untuk kebutuhan lahan pertanian. Kalau petani biasa punya lahan 1 hektar, petani millenial harus punya lahan lebih luas dari petani kebanyakan, walaupun bukan lahan sendiri tapi kita bisa memanfaatkan potensi lahan tidur lebih luas dari perkiraan orang. Petani millenial bisa membuka peluang kerja sama dengan pola pemberdayaan masyarakat sekitar untuk menjadi pelaku usaha tani. Konsep win-win solution ini bukan hanya mampu membuka lapangan pekerjaan baru, secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani dalam satu wilayah"

Deno yang juga Ketua Program Studi Agroteknologi  menambahkan "Ada satu energi positif  yang selalu tertularkan di lingkungan kampus Fakultas Pertanian Kami, agar mahasiswa termotivasi untuk mempraktekkan ilmu pertanian yang telah dipelajari di kampus, dosen-dosennya terlebih dahulu harus punya lahan praktek sendiri dirumah. Sesuai dengan keilmuan yang dimiliki. Ada dosen yang beternak ayam, berkebun pepaya california, bertanam sayuran, buka usaha media tanam dan pengomposan bahkan ada dosen kita yg punya bisnis telur asin dengan pemasaran hingga keluar kabuaten. Ini semua bukan semata-semata sebagai contoh dan teladan untuk mahasiswa, memang bakat dari dosen tersebutlah yang dikembangkan sesuai disiplin ilmu yang mereka punya sehingga berkembang dan menjadi prototype untuk pembelajaran. Kedepan tidak ada mahasiswa yang mengatakan "Dosennya ngajarkan pertanian, tapi kita tak pernah lihat dosen punya kebun, walaupun sebatas kebun dipekarangan rumah.

Pola yang sederhana namun nancap dibenak mahasiswa, mengajarkan dengan tindakan bukan sebatas teori diatas kertas.

Ditempat terpisah, Seorang Mahasiswa tingkat akhir Prodi Agrotenologi Universitas Islam Kuantan Singngi-Riau, Cahaya Persada mengatakan "Selama ini kalau kita belajar dan praktikum budidaya pertanian dengan Bu Deno memang terasa berbeda. Semangatnya melebihi semangat mahasiswa. Disiplin dan etos kerjanya tinggi. Wajar jika beliau banyak digemari mahasiswa dan yang paling spesial adalah ketika diluar jam kampus masih produktif untuk membina banyak mahasiswa agar menjadi petani millenial yang mandiri dan berskala agribisnis"

Wili Heriko selaku Alumni Program Studi Agroteknologi Faperta, Univ. Islam Kuantan Singingi - Riau juga mengapresiasi sosok dosen yang telah melahirkan banyak petani millenial sukses. Sebagai alumni, Kami bukan seperti "Kacang  lupa sama kulitnya" setiap waktu akan mengapresiasi jasa-jasanya dengan menerapkan ilmu dan pengalaman yang telah diajarkan kepada kita. Semoga bernilai ibadah dan menjadi penyemangat bagi beliau untuk selalu produktif membangun Indonesia melalui pendidikan pertanian baik di perguruan tinggi dan pemberdayaan langsung kepada petani-petani didaerah"