Ekonomi

Air dan Listrik Pengaruhi Deflasi di Inhil

INHIL, RIAULINK.COM - Pada bulan Juli 2020, Kota Tembilahan mengalami deflasi sebesar 0,75 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,07. Tingkat inflasi tahun kalender Juli 2020 sebesar 2,14 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2020 terhadap Juli 2019) sebesar 1,40 persen. Kota Tembilahan pada bulan Juli 2020 mengalami deflasi sebesar 0,75 persen dengan IHK 105,07

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Hartono, S.Si menyebut bahwa Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,84 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,08 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,25 persen.

"Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,50 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 persen; kelompok transportasi sebesar 0,01 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,10 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,31 persen. Sementara kelompok lainnya relatif stabil," Sebutnya kepada Riaulink.com, Senin (03/08/2020).

Lanjutnya, Hartono menjelaskan bahwa Komoditas yang memberikan andil terjadinya deflasi di Tembilahan antara lain: daging ayam ras, bawang merah, jengkol, bawang putih, ketimun, kol putih/kubis, ikan senangin, gula pasir, keramik, kacang panjang, sekolah menengah atas, cabai merah, dan komoditas lainnya.

"Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 19 kota mengalami deflasi dan 5 kota mengalami inflasi," Jelasnya.

Tambahnya, Deflasi tertinggi di Kota Pematang Siantar sebesar 0,76 persen dan deflasi terendah di Kota Gunungsitoli sebesar 0,01 persen. Sedangkan inflasi tertinggi di Kota Tanjung Pinang sebesar 0,34 persen dan inflasi terendah di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,06 persen.

Lebih lanjut, Hartono menyebut bahwa di Indonesia, dari 90 kota IHK, 61 kota mengalami deflasi dan 29 kota mengalami inflasi. 

"Deflasi tertinggi di Kota Manokwari sebesar 1,09 persen dan deflasi terendah di Kota Bulukumba, Luwuk, Bekasi, Bogor, dan Gunungsitoli sebesar 0,01 persen. Sementara inflasi tertinggi di Kota Timika sebesar 1,45 persen dan inflasi terendah di Kota Jember dan Banyuwangi sebesar 0,01 persen," Ungkapnya. (Jb)