Peristiwa

Ekspedisi Danau Zamrud Lewat Sungai Rawa, Alfedri Terpesona Keeksotisan Alamnya

SIAK, RIAULINK.COM - Biasanya untuk menuju tempat wisata alam Danau Zamrud, harus melewati jalan BOB PT BSP-Pertamina Hulu di Kampung Dayun, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak.

Kali ini, Bupati Siak Alfedri mencoba melakukan penjelajahan atau ekspedisi ke Danau Zamrud melewati Sungai Rawa dari Kampung Rawa Mekar Jaya Kecamatan Sungai Apit.

Alfedri bersama rombongan dari beberapa kepala OPD, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Polairud Polres Siak, kelompok Bina Cinta Alam (BCA), Camat Dayun, Camat Sungai Apit serta para awak media memulai perjalanan dari dermaga nelayan di Kampung Rawa Mekar Jaya menggunakan perahu atau sampan motor.

Ada belasan sampan motor yang berangkat secara konvoi menuju Danau Zamrud sekitar pukul 9.30 WIB.

Sepanjang perjalanan mengarungi sungai itu, Alfedri dibuat kagum dan terpesona dengan keindahan alam yang masih asri. 

Pohon-pohon menjulang tinggi dan masih terlihat belantara hutan di kiri dan kanan sungai. Ditambah lagi suara burung dan satwa yang berkeliaran di sekitar hutan menambah keunikan alamnya.

Tak mudah untuk menuju Danau Zamrud lewat Sungai Rawa itu, Bupati Siak beserta tim ekspedisi harus menempuh jarak sekitar 6 jam perjalanan. Belum lagi, banyak tunggul-tunggul kayu yang menghambat kelancaran alat transportasi yang ditumpanginya.

Aliran Sungai Rawa itu semakin ke dalam semakin menyempit, bukan karena lebar sungainya, tapi karena tanaman Bakung yang menjalar ke tengah sungai, hanya menyisakan jalur setapak pas ukuran untuk satu sampan motor.

Dalam perjalanan, sampan motor yang ditumpangi rombongan Alfedri dua kali tersangkut tunggul kayu. Ia mengaku tak panik, karena sudah terbiasa menaiki sampan sejak ia kecil. 

Meski tertatih, tim ekspedisi itu tetap melanjutkan perjalanan hingga akhirnya tiba di dermaga kelompok nelayan di kawasan Danau Zamrud pulau bawah sekitar pukul 15.30 WIB.

"Ini pengalaman perjalanan yang eksotis, sekaligus ini pengalaman pertama ke Danau Zamrud lewat Sungai Rawa. Cukup lelah namun sangat puas," kata Alfedri ketika sampai di dermaga kelompok nelayan Danau Zamrud itu kepada awak media, Sabtu (11/7/2020).

Di sana, tim ekspedisi dijamu makanan olahan ikan dari nelayan tempatan. Alfedri menikmati lauk yang disediakan seperti asam pedas ikan Toman, sambal selais dan gulai ikan Baung. Di dermaga itu pula Alfedri menyempatkan untuk salat di sana.

Usai beristirahat dan menyantap makanan Alfedri dan rombongan menyempatkan berswa foto sebelum melanjutkan perjalanan ke pulau besar Danau Zamrud.

Tim ekspedisi kembali melakukan perjalanan ke pulau besar Danau Zamrud, menempuh jarak perjalanan kurang lebih 30 menit dari dermaga pulau bawah itu.

Di pulau besar, rombongan menyempatkan berkeliling di sekitaran Danau Zamrud yang luasnya keseluruhan 31.484 itu.

"Tujuan kita memang mengeksplorasi jalur baru dari Sungai Rawa di Kecamatan Sungai Apit menuju Danau Zamrud. Secepatnya akan dibuka, jadi nanti ada dua jalur ke sana bisa dari Dayun bisa dari Sungai Apit," kata Alfedri usai melakukan ekspedisinya.

Ia mengatakan, untuk akses masuk lewat Sungai Rawa masih sulit karena medan sungai masih dipenuhi sampah kayu dan tanaman.

"Ini juga ada permintaan dari warga yang meminta agar Sungai Rawa dibersihkan dan dirapikan. Masih banyak sampah-sampah kayu di sungai yang menjadi kendala untuk diakses," katanya.

Alfedri mengatakan, ia bersama BBKSDA akan merancang bagaimana pembersihan sungai itu dan melibatkan pihak perusahaan  PT BSP-Pertamina Hulu karena masih dalam wilayah operasionalnya.

Tak hanya jalur akses menuju Danau Zamrud, Alfedri juga menyampaikan bahwa Pemkab Siak telah melakukan kerjasama (MoU) dengan Kepala BBKSDA Riau dalam rangka pengembangan wisata di Taman Nasional Danau Zamrud pada zona pemanfaatan. 

Ternyata, Kabupaten Siak sudah mendapatkan zonasi berdasarkan Surat Keputusan Dirjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengelola zona pemanfaatan di kawasan Taman Nasional Zamrud.

"Ada zona inti, zona transisi dan zona pemanfaatan, pada zona pemanfaatan ini bisa dilakukan untuk pengembangan pariwisata. Dan tahun ini BBKSDA Riau akan membantu 2 unit perahu motor untuk nelayan di Sungai Rawa dan Dayun," terangnya.

Selanjutnya nanti akan ditata tempat parkir, tempat istirahat dan ibadah serta tempat cenderamata dan kuliner yang diarahkan kepada masyarakat tempatan, sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat di sana.

Kemudian bagi pengunjung atau wisatawan yang masuk dari Dayun, nantinya akan disiapkan kendaraan pengantar atau Shuttle Bus.

"Bagi wisatawan yang masuk ke Taman Nasional Zamrud dari Dayun, akan disiapkan kendaraan berupa bus ke tempat lokasi wisata yang dituju dan akan disiapkan pemandu wisatanya. Hal ini untuk menertibkan pengunjung yang masuk ke kawasan konservasi," katanya.

Kepala BBKSDA Riau Suharyono menambahkan, konsep wisata alam itu harus menyesuaikan dengan kondisi alam, bukan memaksa kondisi alam untuk sesuai konsep. Wisata alam yang akan dikembangkan Taman Nasional Zamrud adalah wisata alam minat khusus, artinya tidak semua orang akan datang beramai-ramai ke tempat ini. Alasannya karena kawasan konservasi.

"Pengembangan pariwisata di sini tetap memprioritaskan aspek-aspek konservasi dengan baik, seperti kelestarian lingkungan dan lain sebagainya. Jadi tidak merusak lingkungan malah menjaga keasriannya," kata Suharyono. (Wahyu)