Lifestyle

Menilik Besarnya Pengaruh Kehidupan Cinta pada Kesehatan

Ilustrasi.int

RIAULINK.com Pasang surut kehidupan cinta kita ternyata berpengaruh secara besar pada kesehatan fisik maupun mental.

Salah satu contoh nyata adalah pasangan yang sudah menikah pada umumnya lebih gemuk atau saat sedang jatuh cinta kita cenderung malas berolahraga. Pengaruh pasangan dalam gaya hidup memang besar.

Sebuah penelitian terbaru mencoba memotret fenomena tersebut. Tim peneliti dari Finlandia melakukan studi antara tahun 2007 hingga 2011 dengan melibatkan sekitar 1000 peserta terdiri dari pria dan wanita berusia antara 34-49 tahun.

Tim peneliti mengumpulkan data mengenai aktivitas fisik responden berdasarkan fluktuasi status hubungan asmara peserta.

Hasilnya, pria yang bercerai selama periode studi mengurangi aktivitas fisik mereka, begitu pula dengan wanita yang memasuki sebuah hubungan baru.

Sementara itu, wanita yang baru saja memasuki masa pernikahan meningkatkan aktivitas fisik mereka. Wanita yang menikah tampaknya lebih aktif secara fisik daripada wanita yang baru saja memasuki hubungan.

Jika selama ini kita berpikir orang putus cinta justru lebih rajin berolahraga, riset ini membuktikan hal berbeda.

Samantha Morrison, ahli kesehatan dan kebugaran, mengatakan memiliki pasangan adalah salah satu hal yang paling mendasar dalam kehidupan.

"Jadi, seharusnya tidak mengherankan perubahan dalam status hubungan dapat menggoncangkan segalanya," katanya.

Ketika kita putus hubungan kepercayaan diri kita bisa sedikit goyah.

"Inilah yang sering menyebabkan kita mencoba terlalu banyak kompensasi dalam rutinitas kesehatan, atau kita mungkin melakukan kesalahan dengan membenci diri sendiri," ucap Morrison.

utus cinta juga menyebabkan kita lebih peduli atau bahkan tidak membuat kesehatan diri sebagai prioritas.

Ini terjadi bukan karena kita tak peduli dengan diri sendiri. Namun, rasa sakit akan putus cinta membuat kita lupa pada diri sendiri.

Rasa bahagia

Menurut konsultan hubungan Shannon Thomas, olahraga teratur dapat memicu semacam "efek plasebo" yang secara harfiah mengubah kesehatan materi abu-abu di otak dan mempertajam fungsi kognitif.

Ini juga bisa menyebabkan kita melihat kehidupan lebih positif dan jelas. Nah, jatuh cinta juga membuat kita memandang dunia lebih optimis.

Namun, perasaan bahagia karena cinta ketika memasuki awal hubungan, membuat keinginan untuk berolahraga berkurang.

Mencintai seseorang membuat kita mengutamakan kebahagiaannya daripada kebahagiaan diri sendiri.

Kita tahu apa yang membuat kita merasa baik, dan tidak ada rasa malu dalam mengejar hal itu.

Apapun kondisi hubungan asmara kita, sebaiknya kita tak lupa untuk memprioritaskan kesehatan fisik dan mental.

Untuk itu, Thomas menyarankan kita agar berhati-hati menjaga kualitas hidup yang kita tetapkan sebelum datangnya rasa cinta.

Ciptakan rutinitas olahraga teratur yang benar-benar kita nikmati, makan makanan yang menyehatkan tubuh, dan luangkan waktu untuk teman dan keluarga.

Kunci untuk setiap hubungan yang sukses - baik dengan pasangan atau diri sendiri - adalah keseimbangan. Selama kita dapat menemukan jati diri, kesehatan kita akan berkembang.