Lingkungan

UAS Ajak BAZ- LAZ Cari Solusi Bagi Suku Talang Mamak

INHU, RIAULINK.COM - Isu kemiskinan dan pemerataan pembangunan menjadi wacana utama yang selalu menghiasai pemberitaan berbagai media di Tanah Air. 

Grafik kemiskinan di negeri ini masih menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Setelah menyusuri Dusun Lemang, Air Bomban, Sadan, dan Suit selama 18-21 Februari 2020, Ustad Abdul Somad (UAS) bersama Badan Amal Zakat (BAZ), Lembaga Amal Zakat (LAZ) serta Berbagai Komunitas melalui Program 'Tolong Talang 2020' mencoba mengetaskan ketimpangan ekonomi yang berada di Talang Mamak, Indragiri Hulu, Riau. (Sabtu, 22/02)

“Saat berada di perjalanan, tantangan yang harus segera diselesaikan. Untuk kaderisasi, dulu anak-anak Talang Mamak kita sekolahkan. Kini mereka sudah selesai dan sebagian hampir selesai pendidikan. Lalu mereka hendak kemana? Apa yang akan mereka buat? Agar mereka mau pulang dan mengabdi di kampung, pesantren telah dibuatkan. Tapi belum selesai. Bagaimana anak-anak akan belajar dan guru mengajar? Solusinya, kita harus segera selesaikan sekolah lalu kita tugaskan kader-kader Suku Talang Mamak membangun orang kampung mereka sendiri. Mereka mengajar.  Kita gaji mereka. Tak perlu kita kirimkan lagi dai dan guru dari luar. Cukup uang untuk gaji mereka saja yang dikirim,” ucap Ustadz Abdul Somad.

Tiga hari berada di pedalaman Suku Talang Mamak jauh dari hiruk pikuk kesibukan duniaPerjalanan. kali ini sangat berkesan. Di tengah perjalanan, para rombongan harus turun, karena batu besar yang menjadi tanjakan di tengah sungai Batang Gansal. Kapal Boat yang di tumpangi oleh rombongan tak kuat. Semua penumpang turun. Tali penambat boat ditarik tenaga manusia dan mesin boat dinyalakan oleh nahkoda untuk mendorong. Situasi yang terjadi di Talang Mamak adalah Anak-anak sering libur sekolah dan mengaji karena mereka dibawa orangtua mereka ke hutan. Untuk bertahan hidup, mereka terpaksa harus menemani orang tua mencari komoditi yang akan dijual. Dalam sebulan mereka bisa libur sepekan sampai dua pekan. Situasi ini tidak bisa dihindari. Mereka tidak sekolah dan tidak bisa mengaji.

Para guru dari Suku Talang Mamak yang digaji, harus didukung dengan kurikulum, silabus, dan bahan ajar. Majelis Sunan al-Musthafa di Pekanbaru kita minta membuat konsepnya. Anak-anak yang kita kader kita minta mengajar ibu-ibu 4 kali sebulan. Bapak-bapak 4 kali sebulan. Khutbah Jum'at 4 kali sebulan. Setiap hari mereka mengajar anak-anak yang belajar di pesantren dan setiap malam mereka mengajar mengaji di masjid atau mushalla. Materi utama yang diajarkan perkara-perkara pokok agama yang harus diketahui seorang muslim dan pengetahuan dasar selaku manusia untuk hidup.

Semua lembaga berkontribusi dalam bentuk bantuan bahan sembako, biji holtikultura, alat kebersihan dan kesehatan, sunatan massal, buku Iqra',  dan layanan kesehatan gratis.Tolong Talang  diikuti oleh Dompet Dhuafa, LAZIS DDII, YBM PLN, Baznas Provinsi Riau, Komunitas My Trip My Dakwah, FPI, Yayasan Muara, dan Sahabat UAS. Malam terakhir, Tim Tolong Talang 2020 menggelar Bincang Adat untuk mengetahui fakta terkini dan mencarikan solusi bagi Suku Talang. Semua peserta ikut bermusyawarah di masjid Al Muhajirin Dusun Air Bomban.Sebagian masyarakat Suku Talang Mamak masih berpegang kuat dengan adat dan beragama dengan islam. Namun mereka menyebutnya dengan nama islam langkah lama. Sebagian lagi masih belum beragama. (*)