Kesehatan

Wako Upayakan Tekan Angka Stunting di Dumai

Wako Dumai, Zul AS bersama Ketua TP PKK Dumai, Haslinar Zulkifli dengan stakeholder terkait dan para pelajar pada pertemuan intervensi terpadu dalam percepatan penurunan angka stunting di Kota Dumai.

DUMAI, RIAULINK.COM - Kasus stunting atau masalah gizi kronis oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama ternyata masih menjadi permasalahan utama di Indonesia.

Bahkan berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia, Indonesia sebagai negara ketiga tertinggi di Asia.

Sedangkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) 2019, angka stunting di Indonesia mencapai 30,8 persen sementara target WHO angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen.

Di Provinsi Riau sendiri, pada tahun 2019 tercatat sebanyak 601.000 orang anak menderita stunting. Untuk di Dumai saja tercatat sekitar 290 anak yang menderita stunting.

Meskipun Dumai terbilang paling kecil di Riau jumlah penderita stunting, namun menurut Wali Kota Dumai, Zulkifli Adnan Singkah ini bukanlah suatu yang perlu dibanggakan.

"Sebab kita akan terus berjuang agar angka stunting ini menjadi nol ke depannya. Sebab ini masalah kemanusiaan,"ucap dia baru-baru ini Intervensi Terpadu Dalam Upaya Penurunan Stunting di Kota Dumai, di ballroom Hotel The Zuri Dumai.

Penanganan ini bagi dia bukan hanya urusan Dinas Kesehatan melainkan campur tangan dari stakeholder lain juga perlu, mulai dari bidang pertanian, infrastruktur, pendidika dan keagamaan untuk menyelesaikan kasus ini.

Sebab bagi Zul AS sapaan akrabnya, jika ini dibiarkan nantinya akan menjadi masalah besar bagi peningkatan kualitas dan kesejahteraan penduduk Kota Dumai ke depan.

"Bahkan kalau dibiarkan, ini akan menjadi sorotan semua kalangan bahkan bisa jadi sorotan dunia,”ungkap Zul AS lagi.

Ia pun menargetkan pada tahun 2020 angka stunting terus menurun. Dengan cara instansi terkait lakukan penyisiran langsung ke rumah tangga.

"Ini kita lakukan sebagai langkah konkret untuk meminimalisir angka stunting. Kita pun mengajak semua stakeholder untuk kembali menggelorakan kembali Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi pada Seribu Hari Pertama Kehidupan Kota Dumai,"ucap orang nomor satu di Kota Dumai ini menjelaskan.

Lakukan pendataan kepada ibu yang baru melahirkan, seperti mengecek asupan makanan si bayi, melihat status gizi si ibu apakah sudah cukup atau belum.

Kemudian melihat adakah si bayi terkena penyakit menular atau tidak dan melihat tingkat kesehatan lingkungan di sekitar tempat si bayi baru dilahirkan. 

"Seperti ketersediaan air bersih, sanitasi, dan lain-lain,"ucapnya lagi.

“Menurut hemat saya, sangat penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia Kota Dumai yang sehat, cerdas, dan produktif. Jangan sampai SDM Kota Dumai kalah dengan SDM di daerah lainnya,”cetusnya.

"Mari kita bergandeng tangan untuk memperbaiki gizi anak di Kota Dumai, jangan sampai generasi penerus kita menjadi generasi yang lemah dan tidak produktif,"tukasnya. (Kll)