Pendidikan

Kisah Perjuangan Guru di Desa Terpencil Riau, Ilham : Saya Rela Tempuh Jalan Berlumpur Agar Murid Tak Kecewa

Kisah suka duka Ilham selama mengajar di daerah terpencil. (Tribunpekanbaru)

RIAULINK.com - Perjuangan guru di desa terpencil patut diapresiasi.

Berbagai tantangan harus dihadapi oleh guru tanpa tanda jasa ini demi bisa memberikan pendidikan pada anak-anak desa.

Seperti pengalaman Ilham, satu dari sekian banyak guru yang mengajar di daerah terpencil yang ada di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul).

Pria itu mengajar anak-anak sekolah di daerah terpencil di Kecamatan Rokan IV Koto.

Seperti dilansir dari Tribunrohul.com ia menuturkan kisah suka dukanya selama mengajar di daerah terpencil tepatnya di desa Rokan Koto Ruang, di sekolah dasar (SD) Negeri 014 Rokan IV Koto.

Menurutnya, sejak mengabdikan diri pada 2008 lalu hingga sekarang dirinya tetap bersemangat mengajar anak-anak di daerah terpencil di Rokan IV Koto meski.

Walaupun untuk melalui semua itu, pakaianya harus kotor oleh tanah.

Ia menambahkan, jarak menuju sekolah tempatnya mengajar dari rumahnya bejarak 9 Km.

Jika tidak musim penghujan dirinya bisa cepat sampai mengunakan sepeda motor, sekitar 30 menit.

Namun tidak halnya jika musim penghujan.

Lebih lanjut dijelaskannya, jika di musim penghujan dirinya bisa sampai ke sekolah memakan waktu hingga 1,5 jam.

Sebab jalan yang biasanya dilewati tak bisa lagi dilalui. Cuma 3 Km saja yang bisa ditempuh pakai kendaraan bermotor, selebihnya harus dilalui dengan berjalan kaki.

"‎Nah kalau di musim penghujan ini saya harus berangkat lebih awal, yang semula berangkat jam 07.00 WIB jadi berangkat pukul 06.00," katanya, Sabtu (24/11/2018).

Ilham menerangkan, dirinya sengaja berangkat lebih awal jika musim penghujan, pasalnya ia tidak ingin muridnya lama menunggunya untuk mengajarkan pelajaran baru.

Diakuinya, jika muridnya lama menunggu disitulah dirinya merasa sedih, karena ‎melihat murid-muridnya yang sudah siap-siap untuk menerima pelajaran sedikit kecewa, karena menunggu gurunya.

"Disisi ‎lain saya merasa senang dan bangga melihat anak-anak yang semangat belajar meski sekalipun berada di daerah terpencil," ucapnya.

Menurut Ilham, selama jalan kaki sejauh 6 KM, tak jarang dirinya tersungkur di jalan berlumpur.

Sebab kondisi jalan memang licin.

Namun yang ada dibenaknya, bagaimana pelajaran baru hari ini bisa diberikan kepada muridnya.

Walau menghadapi segudang tantangan, Ilham mengaku tetap bersemangat dalam mengabdikan diri untuk mencerdaskan putra putri Indonesia di wilayah terpencil.

"Ya walaupun gaji pas-pas makan Bang, Rp 1,5 juta, tapi melihat anak-anak terpencil menjadi pintar ada kepuasan tersendiri bagi saya. Mudah-mudahan ada salah satu murid saya besok menjadi seorang pejabat bahkan menjadi seorang Bupati," doanya.

Saat ditanya apa harapan Ilham di hari guru tahun 2018 ini, Ia berharap fasilitas sekolah didaerah terpencil bisa dilengkapi. Selain itu akses jalan menuju tempat dirinya mengajar sebagai guru kelas bisa segera diperbaiki.

"Saya masih bermimpi bisa menjadi seorang PNS, dan berharap pemerintah bisa menjadikan kami guru terpencil menjadi seorang PNS," pungkasnya.