Riau

BBKSDA Riau Bentuk Tim Pembersihan Jerat di Hutan Riau

PEKANBARU, RIAULINK.COM - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam  (BBKSDA) Riau membentuk tim khusus untuk 'membersihkan' perangkap yang tersembunyi di hutan tempat Harimau Inung Rio terjerat. Pembersihan perangkap ini juga langsung diminta Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDEA).

"Sejak ditemukan harimau Inung terjerat, tim kita sudah melakukan pembersihan jerat di lokasi. Awalnya kita temukan ada 4 jerat kawat. Tim kita masih dilokasi sampai saat ini untuk membersihkan jerat," kata Kepala BBKSDA Riau Suharyono kepada awak media Kamis (4/7/2019).


Haryono menyebutkan Dirjen KSDAE Wiratno hari ini kembali meminta jajaran BBKSDA Riau terus menindaklanjuti sapu bersih jerat di seluruh kawasan hutan di Riau.

"Hari ini Dirjen KSDAE memerintahkan jajaran kita tetap turun ke lapangan untuk membersihkan jerat-jerat di dalam hutan yang telah membawa korban satwa liar kita (harimau Inung). Pak Dirjen juga minta hasilnya dilaporkan segera," ujar Haryono.

Menurut Haryono, selain sapu bersih jerat yang mengancam keberadaan satwa liar, pihaknya menyelidiki para pelaku. Sebab, pemasangan jerat ini mengandung unsur kesengajaan yang dilakukan orang tidak bertanggung jawab.

"Selain operasi pembersihan jerat, (kami) juga melakukan operasi intelijen untuk menemukan oknum-oknum yang pasang jerat tersebut," jelas Haryono.

Dikutip  detik.com, kasus jerat liar ini juga pernah memakan korban satu harimau bunting di Kabupaten Kuansing di Riau pada 26 September 2018. Harimau ini mati terjerat kawat di bagian perutnya.

Setelah dievakuasi dan dilakukan bedah, harimau ini bunting dengan dua ekor anaknya. Pelaku, Filalini, warga asal Nias, akhirnya menjalani hukuman.

Selain harimau, kasus jerat ini menimpa beruang madu. Seekor beruang madu masuk jeratan untuk babi di Kabupaten Bengkalis, Riau. Peristiwa ini terjadi pada 12 November 2018.

Beruang madu juga pernah terjerat di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) di Riau pada Juli 2018. Pelakunya adalah warga setempat dengan dalih memasang jerat untuk babi.

Empat warga Inhil pada Maret 2018 memasang 50 jeratan babi, tapi yang masuk perangkap justru beruang madu.

Sadisnya, setelah 3 ekor beruang masuk perangkap, warga tersebut justru menguliti dan memakan dagingnya. Peristiwa ini sempat heboh dan 4 pelaku ditangkap.