Kesehatan

Kondisi Aman bagi Ibu Hamil yang Ingin Berpuasa

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RIAULINK.COM - Ibu hamil mendapat kelonggaran agar boleh meninggalkan puasa ketika bulan Ramadan. Namun beberapa ibu berkeras untuk tetap dapat melaksanakan ibadah wajib di bulan Ramadan ini. Mungkinkah hal tersebut untuk dilakukan?

Juwalita Surapsari, spesialis gizi mengatakan bahwa jika seorang ibu yang mengandung ingin melakukan puasa, bicarakan terlebih dulu dengan dokter sebelum melakukannya. Namun, memang ada waktu yang aman bagi mereka untuk berpuasa.

"Sebetulnya yang aman trimester dua dan tiga. Kalau trimester satu hanya kalau kondisinya memungkinkan artinya tidak ada keluhan," kata Juwalita dalam sebuah temu media di Jakarta beberapa waktu lalu.

 

Jika sudah disetujui oleh dokter, maka ibu hamil boleh berpuasa. Selain itu, status gizi ibu juga harus baik. Saat konsultasi dengan dokter, biasanya dia akan diberi pertanyaan juga seputar berat badan hingga indeks massa tubuh. Di sini, status gizinya bisa terlihat.

"Karena waktu puasa, tubuh memakai cadangan energi. Jadi status gizi yang baik mencerminkan cadangan energi yang cukup," kata dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Pondok Indah-Pondok Indah, Jakarta ini.

Sementara, seringkali ada beberapa kondisi yang menyertai ibu hamil yang ingin berpuasa. Salah satunya adalah memiliki penyakit seperti diabetes atau hipertensi. Untuk mereka yang punya masalah tersebut, diminta untuk tidak berpuasa.

"Tentu saja, itu semua harus konsultasi dulu dengan dokternya. Tanya ke ob-gyn, memungkinkan tidak untuk berpuasa," kata Juwalita menegaskan.

Beberapa penelitian memang menunjukkan ada hubungan antara puasa dengan ibu hamil. Salah satunya studi di 2014, menemukan bahwa berat badan bayi yang lahir dari ibu berpuasa di trimester pertama, lebih rendah 272 gram daripada yang tidak melakukannya.

"Karena trimester satu itu adalah periode pembentukan organ-organ tubuh. Sehingga nutrisi harus dipenuhi di trimester satu," jelasnya.

Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh JD Glazier di 2018, menyatakan bahwa puasa Ramadan tidak memberikan efek mengkhawatirkan pada ibu dan janin. Meski begitu, perlu penelitian lanjutan untuk menegaskan tentang hal ini.

"Jadi ini masih dua sisi, tetap perlu diteliti lagi lebih lanjut," tandas Juwalita.