Nasional

Habib Rizieq Larang Prabowo-Sandi Bertemu dengan Pihak yang Curang di Pilpres 2019

mam besar FPI Rizieq Shihab. (REUTERS/Beawiharta)

RIAULINK.COM - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengimbau Prabowo Subianto-Sandiaga Uno serta pendukungnya dan partai koalisi tidak melakukan pertemuan dengan pihak yang melakukan kecurangan dalam Pilpres 2019.

Imbauan itu disampaikan langsung oleh Rizieq dan disiarkan melalui channel Youtube Front TV pada Minggu (21/4). 

"Tidak melakukan pertemuan dalam bentuk apapun apalagi melakukan deal-deal dengan partai koalisi rezim yang melakukan kecurangan di berbagai daerah," ujar dia.

Rizieq dalam seruannya menambahkan pertemuan hanya boleh dilakukan jika pihak yang melakukan kecurangan itu datang untuk mengakui kemenangan Prabowo-Sandi dan ikut mengawal hasil pemilu yang jujur dan adil. 

"Kecuali kalau mereka hentikan segala bentuk kecurangan dan ikut bersama kita untuk mengawal hasil pemilu yang jujur dan adil," kata dia. 

Rizieq meyakini telah terjadi kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Rizieq menyebut pihak yang melakukan kecurangan itu sebagai penjahat demokrasi.

Menurut Rizieq pelaku kecurangan telah melakukan dosa besar dan bisa membahayakan kehidupan bangsa.

"Ini betul-betul satu dosa besar yang sangat-sangat berbahaya, yang bisa merusak persatuan dan kesatuan Indonesia," ujarnya.

Dalam video yang sama Rizieq juga menyampaikan pembelaannya atas deklarasi kemenangan Prabowo-Sandi.

Prabowo-Sandi diketahui telah beberapa kali mendeklarasikan kemenangannya secara sepihak di Pilpres 2019. Salah satunya pada pada Kamis (18/4) lalu di kediamannya, Kertanegara, Kebayoran Baru.

Kemenangan tersebut diklaim berdasarkan hasil perhitungan tim internal BPN. 

Prabowo mengatakan sengaja mendeklarasikan kemenangan ini secara lebih cepat karena mengklaim punya bukti bahwa telah terjadi usaha-usaha dengan berbagai ragam kecurangan di sejumlah kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Rizieq menyebut deklarasi itu sudah sangat tepat, logis, realistis, dan argumentatif. Ada tiga alasan dari Rizieq. Pertama, kata dia, deklarasi itu berdasarkan BPN dari 320 ribu TPS di 34 provinsi.

Alasan kedua menurut Rizieq karena saat deklarasi dilakukan hampir semua televisi memberitakan hasil hitung cepat yang memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Rizieq menyebut hal itu harus dihentikan.

"Ketiga, pada saat itu di Twitter, Youtube, dan medsos lain telah berseliweran dan beredar bahwa dimana-mana terjadi kecurangan secara masif, struktural dan sistematis. Sehingga deklarasi kemenangan Prabowo-Sandi saat itu sudah dilakukan di waktu yang tepat dengan cara yang tepat," ucap Rizieq.